Friday 30 January 2015

#191 Me Before You by Jojo Moyes + Who Is My Secret Santa?



Judul : Me Before You
Sub Judul : Sebelum Mengenalmu
Penulis : Jojo Moyes
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Mei 2013 (pertama kali terbit pada Desember 2012)
Tebal : 656
ISBN : 978-979-22-9577-1
Genre : Contemporary Romance

Format : paperback
Status : hadiah dari Secret Santa
Lokasi Cerita : London, Inggris

Periode Baca : 06/01/2015 - 08/01/2015
Rating : 4/5

Blurb : Lou Clark tahu banyak hal. Dia tahu berapa langkah jarak antara halte bus dan rumahnya. Dia tahu dia suka sekali bekerja di kedai kopi The Buttered Bun, dan dia tahu mungkin dia tidak begitu mencintai pacarnya, Patrick.

Tetapi Lou tidak tahu bahwa dia akan kehilangan pekerjaannya, dan peristiwa apa saja yang akan menyusul kemudian.

Setelah mengalami kecelakaan, Will Traynor tahu dia sudah tidak berminat lagi untuk melanjutkan hidupnya. Dunianya kini menyusut dan tak ada lagi suka cita. Dan dia tahu betul, bagaimana mesti menghentikannya.

Namun Will tidak tahu bahwa sebentar lagi Lou akan masuk ke dunianya dengan membawa warna-warni ceria. Mereka berdua sama-sama tidak menyadari, betapa mereka akan membawa perubahan besar ke dalam kehidupan satu sama lain.

Review

Pemilik kedai kopi The Buttered Bun tempat Louisa "Lou" Clark bekerja memutuskan untuk menutup kedai kopinya karena sesuatu hal. Akibatnya Lou pun menjadi pengangguran, sedangkan ia adalah tulang punggung bagi keluarganya. Penghasilan Dad di pabrik mebel tidak cukup untuk menghidupi mereka semua. Apalagi sudah terdengar kabar Dad pun bakal dipecat dari tempat kerjanya. Sementara di rumah mereka ada Mum, Granddad yang sudah sangat tua, Treena adik Lou dan Thomas anak Treena. Penghasilan Treena yang bekerja di toko bunga sangatlah kecil. Hanya cukup untuk menghidupi dirinya dan Thomas. 

Menyadari kalau ia harus segera mendapat pekerjaan, Lou pun melamar ke agensi. Dan.. dari sekian banyak tawaran, Lou berakhir menjadi seorang perawat untuk seorang penderita quadraplegia yang seumur hidupnya harus berada di kursi roda dan semua kegiatan harus dibantu oleh orang lain. Penderita quadraplegia itu bernama Will Traynor. Dulunya Will adalah seorang eksekutif muda sukses, tampan, dan punya masa depan cemerlang. Tapi kecelakaan sepeda motor yang dialami Will merobah hidup Will dalam semalam. Tak hanya fisik, kini Will pun menjadi sosok yang pemarah, sering menarik diri, dan putus asa dalam memandang hidup. Bahkan ia pernah mencoba untuk melakukan bunuh diri.


Pertemuan pertama mereka berlangsung dingin. Will jelas-jelas menolak kehadiran Lou. Lou pun bersikeras untuk tetap menjadi perawat Will karena ia sangat membutuhkan uang dari pekerjaannya tersebut. Apalagi ibu Will, Mrs. Traynor menggaji Lou dengan tinggi. Lagi pula pekerjaan ini hanya untuk enam bulan saja. 

Ternyata pekerjaan Lou tidaklah segampang yang ia bayangkan. Ia tak hanya mengurus kebutuhan Will namun juga harus berupaya untuk mencegah Will melakukan usaha bunuh diri. Karena Will sudah mendaftarkan dirinya di Dignitas untuk melakukan euthanasia dan Will memberikan ibunya waktu enam bulan untuk merobah pemikirannya. Lou-lah yang harus berupaya keras untuk mencegah hal tersebut selama waktu enam bulan yang telah disepakati itu.

Mengurus Will pun tidak mudah. Ia orang yang ketus dan gampang marah. Berulang kali Will "menekan" Lou hingga titik batas ketahanan Lou agar ia menyerah dan mengundurkan diri. Tapi Lou sendiri tak mau menyerah begitu saja. Apalagi ketika pelan-pelan Will mulai membuka pemikiran Lou tentang hidupnya. Tentang Lou yang menilai dirinya sendiri sebagai orang yang tak mempunyai tujuan hidup. Hidup hanya melalui hari demi hari tanpa ada keinginan atau tujuan tertentu. Will juga membuat Lou mempunyai hobi baru. Mengunjungi perpustakaan untuk membaca atau mencari informasi di internet untuk para penderita quadraplegia.

Sebaliknya, kehadiran Lou berdampak positif pada Will. Ia mulai senang tertawa. Mau diajak jalan-jalan ke taman belakang rumah, menyusuri kastel di kota kecil mereka. Bahkan Will bersedia menghadiri pernikahan mantan pacar dengan sahabat karibnya. Ketika enam bulan itu hanya tinggal hitungan hari, Lou hanya mampu berdoa semoga apa yang dilakukannya selama enam bulan ini berhasil merobah pandangan Will.

My Thought

Saya selalu bingung bagaimana caranya mereview buku bagus. Buku yang bisa membuat standing applause ketika selesai membacanya. Termasuk buku ini.

Sejak dari awal saya sudah dapat menduga kemana arah buku. Tapi yang paling tidak saya duga adalah kenyataan kalau Dignitas itu benar adanya. Dignitas adalah sebuah klinik di Swiss didirikan tahun 1998 yang membantu pasien-pasien dengan penyakit terminal, penyakit fisik dan mental yang sangat berat yang ingin melakukan euthanasia dengan didampangi psikiatri independen yang memastikan kondisi pasien memang pantas untuk menjalani program euthanasia.

Karakter-karakter dalam buku ini cukup masuk diakal. Khususnya buat Will dan Lou. Saya bisa mengerti keinginan Will untuk melakukan euthanasia karena ia merasa hal tersebutlah satu-satunya hal yang masih dalam kendali (kontrol) dirinya. Pasca kecelakaan itu Will sama sekali tak punya kendali atas tubuhnya, ia membutuhkan bantuan untuk semua aspek dalam hidupnya termasuk membalikkan badan diatas tempat tidur atau untuk urusan buang air. Hanya  keinginan melakukan euthanasia yang menjadi kendali terakhir Will dalam hidupnya.

Lou sendiri.. ya.. lagi-lagi saya paham bagaimana Lou memandang dirinya dan orang lain khususnya Will memandang dirinya. Keterbatasan ekonomi dan status anak tertua secara otomatis membuat Lou tidak berpikir untuk dirinya. Ia hanya berpikir untuk keluarganya. Sehingga ia tidak berani untuk bermimpi atau pun melakukan terobosan besar dalam hidupnya. Walau pun Will secara berulang kali mengatakan Lou harus keluar dari kota kecil mereka tapi nggak dapat dipungkiri, satu-satunya alasan Lou tidak dapat melakukannya adalah kondisi keluarganya. Pada titik ini saya justru berpikir Lou seperti Katniss Everdeen. Hidup hanya untuk keluarga, bukan diri sendiri.

Terjemahan buku ini cukup nyaman dibaca meski dengan fonts yang kecil. Sayang karena ketebalan halamannya, buku ini jadi gampang robek. Sehingga ketika membaca buku ini saya harus menyediakan lem dan langsung mengelem bagian yang terlepas ketika membaca agar halaman yang terlepas tak terlalu banyak.

Yang pasti siy.. Saya seneng banget Santa memberikan buku ini buat saya. Meski membuat nyesek tapi ya. dibandingkan The Fault In Our Stars buku ini tak membuat saya nangis bombay ketika membacanya. Cukup merasa nyesek hingga berhari-hari #lah

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------


Who Is My Secret Santa

Sperti yang pernah saya bilang sewaktu ngeposting riddle dimari, Santa saya ini ngasih petunjuk dikit banget tentang dirinya. Tapi akhirnya saya punya dugaan kuat siapa beliau.


Analisa saya tentang si Santa adalah :
  1. tulisan "ZZZZ" di riddle, bisa diartikan kalau si Santa punya nama atau pun akun sosial media yang pake huruf "Z" *iya ini  analisa ngasal pertama saya*
  2. gambar cewek yang sedang tidur sebagai riddlenya, punya arti kalau sosok si Santa berhubungan dengan tidur atau mimpi atau impian
  3. tulisan tangan di kartu itu seperti tulisan tangan cewek (maaf ye yang cowok bukannya nggak percaya kalau cowok punya tulisan tangan yang rapi, tapi yang satu ini khas cewek tulisannya. Soalnya pake emoticon di tulisannya)
  4. resi JNE. Yang satu ini sih agak tak bisa dipercaya. Maklum keikutsertaan Secret Santa pertama, saya sukses dibohongin mentah-mentah oleh alamat Santa #malahcurhat
Dan... dugaan saya kalau Secret Santa saya tahun ini adalah :

Sabrina - Notes Of The Dreamer

Nah Santa... benarkah tebakan saya kali ini? Jangan lupa mengaku ya.... Oh ya.. insiden yang sempat terjadi diantara kita #ttssahh biarlah tetap menjadi rahasia kita berdua :p

@ Medan
30012015

16 comments:

  1. kayaknya aku nggak bakalan kuat baca buku ini :(

    ih, iri banget sama yang ikutan SS, huhuhuhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. *pukpuk liliz* yah... tahun ini jangan lupa ikutan ya liz ;)

      Delete
  2. Sama mbak, aku juga bingung gimana caranya bisa bikin review sambil bikin orang yang baca pengen segera baca ..
    hahahaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... buku yang keren banget itu emang nyusahin bikin repiunya tanpa spoiler sama sekali ._.

      Delete
  3. Replies
    1. Santa udah ngaku dan... hehehehe.. syukurlah benar X)

      Delete
  4. Kayanya bener ya tebakannya :)

    ReplyDelete
  5. fyuh, buku di timbunanku itu...
    congrataz ya, semoga Satanya segera mengaku :)

    ReplyDelete
  6. hahaha... Insidennya emang parah ya, Mba Uthie. Nggak konsen Santamu ini. *jadimalu

    Ya, tebakannya bener banget. Sebenernya sih itu maksud gambarnya orang lagi mimpi (Dream), mimpinya tentang not lagu (Music Notes). Jadilah, Notes of the Dreamer.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akhirnya Santaku datang... Hehehe...

      Aku baru tau kalau not angka itu bagian dari riddle yang punya arti bukan pelengkap penggembira. Hahahaha... parah banget X-mu ini Sabrina..

      Btw... tengkyu banget ya buat kadonya.. Suka semua bukunya.. Reviewnya nyusul deh yang satu lagi ;)

      Delete
  7. “Saya selalu bingung bagaimana caranya mereview buku bagus. Buku yang bisa membuat standing applause ketika selesai membacanya.”

    Sama kayak saya kak. Salah-salah nanti review-nya malah jelek. Kalau kebanyakan kasih ulasan tentang bukunya nanti dibilang spoiler, kalau sedikit nanti dibilang, “kok ulasannya cuma sedikit, kurang nancep” wah~~ jadi serba salah. Dari review-nya kelihatan banget kalau Lou adalah sosok wanita yang pantang menyerah. Lagipula nggak papa lah kak kalau nangis bombay namanya juga terhanyut dalam isi cerita #halah

    ReplyDelete
  8. Review-nya cukup membuat saya tidak penasaran dan tentunya tidak spoiler juga. Makin penasaran aja dengan isi keseluruhan cerita, apalagi merawat seseorang yang tidak bisa melakukan apa-apa itu juga bukan hal yang mudah. Hmm… kalau untuk covernya sih, aku kurang suka.

    ReplyDelete
  9. Reviewnya sudah bisa bikin saya penasaran kok :)

    Buku ini juga sudah lama jadi daftar teratas wishlist saya. Tapi masih sering teralihkan gara2 kurang 'akrab' dengan nama penulisnya. Hehe. Tapi habis baca review ini jadi mulai penasaran lagi. Pengen ikutan baca sampe 'nyesek'.

    ReplyDelete
  10. Saya udah punya novelnya baru2 ini, belom kubaca karena kayaknya tebel banget xD Saya penasaran karena novel ini difilmkan dan ternyata premisnya agak kayak TFiOS ya. Ada penyakit-penyakitnya. :D Pas baca TFiOS berkaca-kaca, kudu dibaca nih bukuu :D

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...