Showing posts with label Romantic Suspense. Show all posts
Showing posts with label Romantic Suspense. Show all posts

Wednesday, 4 March 2015

#195 In Death #21 - Origin in Death by J.D. Robb

Sub Judul : Asal-Usul dalam Kematian
Serial : In Death #21
Penulis : J.D. Robb
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Januari 2015 (cetakan pertama pada 2005)
Tebal : 536
ISBN : 978-602-03-1277-4
Genre : Romantic Suspense

Format : paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 07/02/2015 - 07/02/2015

Blurb : Perintis bedah rekonstruksi dan kosmetik modern, Dr. Wilfred B. Icove, ditemukan tewas dalam kantornya. Ia dibunuh dengan dingin dan penuh perhitungan: satu hunjaman tepat ke jantung. Cakram keamanan berhasil merekam pasien terakhir—wanita yang sangat cantik—melenggang masuk dan keluar dari klinik.

Dr. Icove terkenal sebagai dokter baik hati yang mencurahkan hidupnya pada keluarga dan pekerjaan. Tapi bagi Letnan Eve Dallas, tidak ada manusia yang suci bak malaikat. Kasus ini semakin membingungkan ketika anak laki-laki Dr. Icove juga dibunuh... dengan cara yang sama seperti sang ayah.

Siapa wanita cantik dalam rekaman cakram keamanan? Dan apa hubungannya dengan kedua korban? Dallas mengikuti insting tergelapnya dalam menelusuri masa lalu Dr. Icove dan menguak rahasia pria yang terdorong untuk menciptakan kesempurnaan mutlak di luar batas ilmu pengetahuan, hukum, dan moral kemanusiaan.


Wednesday, 19 November 2014

#175 The Edge Of Honor #1 - When You Dare by Lori Foster

Judul : When You Dare
Sub Judul : Cinta Penuh Tantangan
Serial : Edge Of Honor #1
Penulis : Lori Foster
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Maret 2014 (pertama kali terbit pada Januari 2011)
Tebal : 592
ISBN : 978-602-03-0229-4
Genre : Romantic Suspense

Format : mass market paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 22/08/2014 - 23/08/014
Rating : 3/5 stars

Blurb : Semakin tangguh, semakin dalam mereka jatuh cinta...

Dare Macintosh, prajurit bayaran, hidup dengan aturan yang keras dan mengikat: pekerjaan tidak pernah boleh bercampur dengan kehidupan pribadi. Jika alasan di balik tugas bisa diterima dan harganya sesuai, ia akan menerima misi yang ditawarkan. Namun, Molly Alexander yang jelita meminta Dare menelusuri para pelaku penculikannya—dan untuk kali pertama, Dare tergoda menggabungkan pekerjaan dengan kesenangan.

Sebagai seseorang yang sangat mandiri, Molly bersumpah tidak memercayai siapa pun hingga dia mengetahui kebenaran. Mungkinkah musuhnya adalah sang ayah yang dingin dan memiliki kekuasaan besar? Mantan tunangan yang masih menyimpan dendam? Atau penggemar novel-novel bestseller-nya yang terlalu berani? Saat bahaya memanas di sekeliling mereka, satu-satunya yang dapat Molly percaya hanya Dare. Namun, perasaan Molly terhadap Dare mungkin yang paling menakutkan dari semuanya...

Wednesday, 11 June 2014

#148 Now You See Her by Linda Howard

Sub Judul : Sekarang Kau Melihatnya
Serial : -
Penulis : Linda Howard
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Tahun Terbit : April 2014 (pertama kali terbit pada Mei 1998)
Tebal : 424 halaman
ISBN : 978-602-03-0385-7
Genre : Romantic Suspense

Format : paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 10/05/2014 - 11/05/2014

Blurb : Sebagai pelukis berbakat berusia awal tiga puluhan, Paris Sweeney telah mencapai keberhasilan: lukisannya dijual di galeri eksklusif di New York City, dan selalu populer. Hidupnya baik-baik saja, dan ia cukup puas. Namun belakangan, hidup Sweeney diganggu oleh mimpi-mimpi yang menggelisahkan dan menyergapnya dengan rasa dingin yang membekukan. Tanpa sadar ia telah melukis adegan pembunuhan. Di luar akal sehatnya ia berulang kali kembali ke kanvas, melengkapi semua detail mengerikan sedikit demi sedikit. Dan ketika lukisannya menggambarkan dengan tepat pembunuhan atas mantan sahabatnya, Sweeney dicurigai. Apalagi dia semakin akrab dengan suami si korban. Dengan sapuan kuasnya, ia membebani dirinya dengan pengetahuan yang tidak bisa dijelaskannya atas pembunuhan itu.

Wednesday, 26 February 2014

#126 In Death #19 - Visions In Death by J.D. Robb

Judul : Visions In Death
Sub Judul : Penglihatan Dalam Kematian
Serial : In Death #19
Penulis : J.D. Robb
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2013 (pertama kali terbit pada 2004)
Tebal : 520 halaman
Genre : Romantic Suspense
Format : paperback
Status : punya sendiri
ISBN : 9786020301112

Periode Baca : 15/01/2014 - 15/01/2014

Blurb
Ditemukannya mayat wanita di Central Park membawa Letnan Eve Dallas pada penyelidikan kasus pembunuhan berantai yang mengerikan. Korban seolah sengaja dipamerkan di tempat umum, dengan leher terlilit pita merah serta mata yang dicungkil dengan presisi luar biasa. Namun nyaris tak ada jejak yang berarti. Seiring penyelidikan berjalan, korban terus berjatuhan, semuanya wanita dengan ciri fisik dan dibunuh dengan cara yang sama. Eve berusaha keras mengumpulkan petunjuk yang ada, namun tak menyangka dalam prosesnya ia harus berurusan dengan cenayang.

Celina Sanchez mengaku mendapat penglihatan bagaimana pembunuhan itu terjadi. Penglihatannya begitu akurat sampai-sampai Eve mempertimbangkan bantuan wanita itu dalam penyelidikan meski hal tersebut bertentangan dengan nalurinya. Semakin cepat si pelaku ditemukan semakin baik, karena Eve tahu si pembunuh akan kian brutal dengan aksinya, apalagi setelah Eve secara terbuka “menantang”-nya dalam sebuah konferensi pers. Dan mereka pun berpacu dengan waktu...

Review

Wednesday, 5 February 2014

#123 In Death #18 - Divided In Death by J.D. Robb

Judul : Divided In Death
Sub Judul : Terpisah Dalam Kematian
Serial : In Death #18
Penulis : J.D. Robb
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : November 2013 (pertama kali terbit pada 2004)
Tebal : 560 halaman
Genre : Romantic Suspense
Format : Paperback
Status : punya sendiri
ISBN : 9786020300238

Periode Baca : 1/1/2014 - 1/1/2014
Blurb 
Menggunakan nama pena J.D. Robb, Nora Roberts menghadirkan serial baru dengan nuansa roman-misteri yang mengisahkan perjalanan karier dan cinta Letnan Eve Dallas.

Reva Ewing, mantan anggota Dinas Rahasia dan pakar keamanan untuk Roarke Enterprises, menjadi tersangka utama pembunuhan. Dia punya alasan yang tepat untuk membunuh suaminya, seniman ternama Blair Bissel. Pria itu bukan hanya memiliki afair, tetapi dia melakukannya dengan sahabat Reva.

Namun Letnan Eve Dallas, yang mengepalai penyelidikan, percaya Reva tak bersalah. Naluri Eve menyatakan bahwa TKP tampak terlalu sempurna, jawabannya terlalu jelas. Dan ketika menggali lebih jauh, Eve mendapati pembunuhan ini terkait dengan kelompok mata-mata pemerintah dan kelompok tekno-teroris yang berusaha menyebarkan virus komputer berbahaya.

Eve dan Roarke pun berpacu dengan waktu untuk menembus kelompok yang tak segan-segan membunuh orang-orang tak berdosa sebelum bahaya menyebar ke seluruh negeri.

Review
Serial In Death termasuk salah satu buku yang pasti langsung dibaca begitu saya membelinya.  Apalagi kalau bukan karena penasaran pada kisah cinta dan perjalanan hidup Eve Dallas – Roarke. Dan juga karena Roarke, best book boyfriend paling yahud versi saya hingga saat ini ^^


Di buku ke 18 serial In Death ini Eve Dallas sudah punya rekan baru. Siapa lagi kalau bukan Peabody yang baru saja diangkat menjadi detektif. Tapi tetap saja penyelidikan masih dipegang oleh Eve. Kali ini kasus yang mereka tangani adalah pembunuhan seorang suami dan selingkuhannya yang diduga kuat dilakukan oleh istrinya. Sementara si istri yang menjadi terduga itu juga bukan orang sembarang. Ia seorang pakar keamanan bagi Roarke Enterprises sekaligus mantan anggota Dinas Rahasia yang sepak terjangnya melindungi kepala negara masih diingat masyarakat bahkan setelah bertahun-tahun peristiwa itu terjadi. Tak hanya itu, ia juga anak kandung asisten pribadi Roarke., Caro.

Jangan-jangan ini bukan hanya sekedar kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh cemburu dan dendam, melainkan sebuah awal untuk meraih tujuan yang lebih besar. Membunuh Roarke, misalnya.

Karakter
Eve Dallas, detektif kasus pembunuhan di New York Polices Departement di tahun 2059. Termasuk golongan detektif yang berhasil memecahkan kasus-kasus sulit yang sering mendapat sorotan media. Meski punya suami yang super peduli pada penampilan, tapi Eve tipikal cewek yang gak pernah peduli pada penampilan. Ada cukup banyak adegan dimana Roarke selalu memilihkan pakaian yang dikenakan Eve baik untuk menghadiri jamuan makan malam mewah ataupun hanya untuk ke kantor sehari-hari. Eve juga sering risih bila dikaitan dengan uang dan kekayaan suaminya yang melimpah ruah.

Berkebalikan dari suaminya yang tenang, Eve punya sifat yang gampang meledak dan gak sabaran. Sifat yang selalu jadi bahan candaan oleh detektif lain. Seperti yang dilakukan Morris, Kepala Pemeriksa Medis yang selalu mengadakan taruhan seberapa cepat Eve akan mampir ke kamar mayat untuk mengambil hasil forensik korban pembunuhan yang ditangani Eve. Dan biasanya Morris selalu menang ._.

Roarke, pemilik Roarke Industries turunan Irlandia. Punya tampang luar biasa ganteng dengan rambut lurus panjang sebahu, mata biru, dan atletis. Disadari atau tidak, sebenarnya Eve dan Roarke punya karakter yang sama. Mereka sama-sama keras kepala dan terbiasa memberi perintah. Jangan lupa juga sifat licik Roarke yang sering digunakannya untuk menjebak Eve agar bisa beristirahat ketika Eve terlalu memaksakan diri mengungkap kasus pembunuhan. Yang membedakan sifat mereka adalah Roarke itu peduli banget pada penampilan dan tetap tenang dan berkepala dingin dalam setiap keadaan.

Plot, PoV, Setting
Sebenarnya ada 2 plot dalam setiap serial In Death. Plot maju yang berkaitan dengan kisah pembunuhan  yang ditangani Eve dan plot mundur yang berkaitan dengan masa lalu Eve dan Roarke. Di (hampir) setiap seri, Eve selalu mengalami mimpi-mimpi yang berkaitan dengan masa kecilnya yang sama sekali tak bisa diingatnya. Bahkan untuk mengingat namanya sendiri, Eve pun tak mampu. Sosok Roarke yang digambarkan sebagai seseorang yang sangat misterius juga “dikupas” masa lalunya sedikit demi sedikit. Namun porsi masa lalu Eve yang mendapat tempat lebih banyak.

Sudut pandang diambil dari orang ketiga dengan latar kota New York pada masa depan, 2060.

Ide cerita
Cerita masa lalu Eve mengambil ide tentang kejahatan domestik yang dialami Eve sewaktu kecil. Tema ini mengingatkan kita bahwa ada banyak kisah serupa Eve dimana anak-anak melalui masa kecil mereka dengan dipukuli oleh orang tuanya bahakn mengalami pelecehan seksual oleh orang-orang terdekatnya.

Kasus pembunuhan Eve mengambil cerita tentang organisasi teroris dan spionase yang dari tahun ke tahun gak pernah bosan diangkat menjadi cerita oleh para penulis dan produser film.

Cover dan terjemahan
Meski terkadang cover-cover terjemahan J.D. Robb versi Gramedia bisa dibilang agak mengecewakan tapi sebenarnya cover-cover itu merupakan simbol-simbol yang mengarah pada petunjuk-petunjuk pembunuhan atau bisa juga menunjukan alat bukti. Di buku ini benda berwarna oranye seperti obor itu ternyata merupakan salah satu patung koleksi Blair Bissel, tempat penyimpanan alat-alat spionase Bissel. Covernya yang didominasi warna violet cukup eye catching juga.  Tapi cover ini tak masuk dalam cover favorit saya ._.

Terjemahannya terasa mulus, gampang dipahami, dan typonya juga minimal.

Bagian favorit
Pertengkaran rumah tangga antara Eve dan Roarke yang membahas masa lalu Eve yang tak ingin diketahui Eve jadi favorit saya. Ada adegan dimana saat mereka berbaikan, Roarke merasa sakit kepala yang dieritanya selama berhari-hari reda begitu saja sewaktu mereka berbaikan dan Roarke memeluk Eve. Kesannya memang sinetron banget, tapi sebenarnya penggambaran adegan di bukunya gak menye-menye kok. Cukup singkat tapi dalem.

Rekomendasi
Siapa lagi yang akan saya rekomendasikan buku ini kecuali pada para penggemar serial In Death.  Bagi pembaca pemula yang ingin ikut membaca buku ini, sebenarnya tidak masalah membaca buku ini, tapi jika tidak diikuti sejak seri awal, akan terasa beberapa kekosongan yang membuat penasaran. Di baca dari seri ini pun tidak menganggu keasyikan membaca.


@ Medan
04012014

Friday, 13 December 2013

#121 Strangers In The Night by Linda Howard

Sub Judul : Orang-Orang Asing
Penulis : Linda Howard
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, September 2013 (terbit pertama pada November 2001)
Tebal : 344 halaman (paperback)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 978-979-22-98-59-8

SINOPSIS

Danau Mimpi
Thea Marlow bertemu kekasihnya dalam mimpi-mimpinya yang menakutkan dan berdampak yang sangat kuat pada tubuhnya tanpa bisa dihindarinya. Kini lelaki itu muncul dalam kehidupan nyata Thea di tepi danau—menjanjikan cinta abadi padanya.

Bulan Biru
Sheriff Jackson Brody tahu orang-orang menjadi agak sinting saat bulan purnama. Namun, ketika berusaha mengungkap misteri suatu pembunuhan yang gaib, penegak hukum itu sendiri menyerah pada mantra seorang perempuan asing yang cantik dan misterius.

Kabut Salju
Di tengah badai yang melanda Idaho, Hope Bradshaw memberikan tumpangan kepada seorang pria asing—yang mampu menyulut api di dalam dirinya yang telah lama padam. Tiba-tiba radio menyiarkan adanya tahanan yang terlepas di wilayah itu. Dan kemungkinan pria itulah sang buron.

REVIEW

Strangers In The Night adalah kumpulan 3 novella dari Linda Howard.

Danau Mimpi bercerita tentang Thea Marlow yang mendapat mimpi-mimpi bersambung tentang seorang lelaki. Mimpi-mimpi itu menyebabkan tidur malamnya menjadi tak nyenyak. Terkadang mimpi itu begitu erotis, di malam yang lain lelaki dalam mimpinya datang untuk menghabisi nyawanya. Merasa tak nyaman Thea memutuskan untuk beristirahat di rumah musim panas milik keluarganya. Tapi disana ia justru bertemu dengan laki-laki yang wajahnya mirip dengan lelaki yang selalu hadir dalam mimpinya. Lelaki itu pun tak menampik jika ia membunuh Thea.

Bulan Biru bertutur tentang Jackson Brody yang harus menginap di rumah seorang wanita, Lilah Jones akibat boat yang dipakainya untuk mendatangi rumah Lilah dicuri tepat ketika malam bulan purnama. Malam bulan purnama selalu menimbulkan efek aneh pada warga kota kecil tempat Jackson tinggal. Mereka selalu berperilaku aneh dan sulit diterima akal sehat pada setiap malam bulan purnama tiba. Pagi harinya pencuri boat Jackson ditemukan tak bernyawa. Jackson harus mampu mencari siapa pembunuhnya meski diyakini Lilah Jones-lah yang telah membunuh lelaki itu lewat kemampuan sihirnya.

Kabut Salju menceritakan tentang Hope Bradshaw yang didatangi oleh dua orang laki-laki ke rumahnya di tengah badai salju hebat. Kedua lelaki itu mengaku sebagai sheriff di kota mereka. Namun radio lokal menyebutkan ada seorang pembunuh yang kabur dari penjara dan kini sedang menjadi buronan sheriff. Hope harus bisa memutuskan apakah Price Tanner yang datang ke rumahnya itu seorang sheriff atau justru seorang pembunuh. 

Linda Howard bisa dibilang salah satu penulis romance-thriller jempolan. Kisah-kisah yang ditulisnya banyak yang begitu memikat dan selalu ditunggu penggemar, seperti halnya buku ini. 2 cerita sarat dengan nuansa mistis seperti kemampuan six sense dan reinkarnasi. Cerita yang lain nuansa deg-degan khas thriller begitu terasa meski hanya dalam cerita novella. Kemampuan Linda Howard dalam menulis pun ditunjukkan dalam kumpulan novella ini. Karakter, penokohan serta alur cerita dibangun dengan kuat sehingga meski hanya berupa novella yang pendek namun tetap terasa memikat.

(sayangnya) buku ini hanyalah kumpulan novella. Seandainya ketiga cerita tersebut dikembangkan lagi menjadi cerita yang utuh, saya percaya pasti hasilnya sama menariknya dengan karya Linda Howard lainnya. Bicara sampul, warna biru yang mendominasi sampul cukup menampilkan nuansa mistis yang sesuai dengan isi cerita.



Rating : 3 of 5 stars



@ Medan
30112013

Saturday, 30 November 2013

#120 In Death #11 - Judgement In Death by J.D. Robb

Sub Judul : Penghakiman Dalam Kematian
Penulis : J.D. Robb
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Februari 2011 (terbit pertama pada 2000)
Tebal : 520 halaman (paperback)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 978-979-22-6753-2

SINOPSIS

Ketika dipanggil ke lokasi pembunuhan di kelab malam kelas atas bernama Purgatory, Letnan Eve Dallas menemukan dua kejutan yang tidak menyenangkan: korbannya ternyata sesama polisi, dan pemilik Purgatory tidak lain dan tidak bukan adalah Roarke. Dari penyelidikan selanjutnya, diketahui bahwa polisi yang tewas itu pernah bergabung dalam gugus tugas yang bertujuan menangkap mafia kenamaan, Max Ricker. Sayangnya, Ricker berhasil lolos dari hukuman akibat bukti yang hilang secara misterius dan data yang tidak lengkap.

Tetapi, jika motifnya pembalasan dendam, mengapa Ricker mengincar polisi yang hanya membantu mengumpulkan data, alih-alih detektif yang menangkapnya?

Dalam upayanya mengungkap teka-teki ini, Eve menemukan kaitan demi kaitan, baik pada masa lalu maupun masa kini, antara Ricker dan Roarke, antara Ricker dan kedua korban, bahkan antara Ricker dan dirinya sendiri.
REVIEW
Rasanya mustahil bagi Eve untuk memisahkan diri antara pekerjaan dengan status sang suami. Benar saja, kasus pembunuhan kali ini terjadi di kelab malam milik Roarke. Dan korbannya adalah anggota sesama polisi di kesatuan Eve yang sedang menyamar di Purgatory, nama kelab malam itu. 

Penyelidikan Eve tak berjalan mulus. Ia dihadang oleh kesatuan lain yang ingin menutup kasus itu. Salah satunya dari Provos. Webster, teman lama Eve yang kini sudah pindah ke Provos meminta Eve secara halus untuk menutup kasus itu. Dan tekanan itu semakin kuat ketika seorang polisi lain ditemukan kembali dalam keadaan tak bernyawa. Keduanya sama-sama pernah berupaya menangkap sang mafia, Max Ricker.

Oke, apa yang berbeda pada buku ini dibanding yang lain. Roarke. Sang milyader yang biasanya tampil dingin itu kali ini bisa juga merasa cemburu bahkan terlibat baku hantam dengan Webster. Iya. Roarke tahu jika Webster punya perasaan khusus pada Eve. Dan itu makin membuat sosok Roarke semakin tampak manusiawi.

Tidak cuma bisa cemburu. tapi Roarke juga bisa marah luar biasa pada Eve. Mereka mengalami pertengakaran rumah tangga yang gila-gilaan untuk pertama kalinya di buku ini, meski usaha buat berbaikannya cukup bisa diacungi jempol #uhuk


Rating : 4 of 5 stars



@ Medan 
23112013

Thursday, 28 November 2013

#119 In Death #12 - Betrayal In Death by J.D. Robb

Sub Judul : Pengkhianatan Dalam Kematian
Serial : In Death #12
Penulis : J.D. Robb
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Juni 2011 (terbit pertama pada 2001)
Tebal : 504 halaman (paperback)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 978-979-22-7090-7

SINOPSIS

Darlene French, staf tata graha, tewas dibunuh di Roarke Palace Hotel.

Jonah Talbot, wakil direktur penerbitan Starline Incorporated, tewas dibunuh di rumah sewaan milik Roarke Industries di East Side.

Tersangka utama: Sylvester Yost, penggemar berat musik klasik, pembunuh bayaran bagi kaum elite.

Meski semua informasi tentang si pembunuh telah didapat, Letnan Eve Dallas tidak dapat menuntaskan kasus ini dengan mudah. Selain si pembunuh yang amat licin—pria itu berhasil lolos dari jerat hukum selama empat puluh tahun—Eve masih belum mengetahui motif kedua pembunuhan itu. Siapa yang menyewa jasa Yost? Dan untuk apa?

Setelah mempelajari berbagai informasi yang ada, Eve khawatir target utama Yost yang sebenarnya adalah suaminya sendiri, Roarke….
REVIEW
Kali ini kasus yang ditangani Eve berkaitan langsung dengan suaminya, Roarke. Pembunuhan terjadi di properti-properti Roarke seperti hotel dan rumah sewaan. Korbannya? Pegawai Roarke. Tapi pembunuhnya memang berniat untuk ditemukan. Sang pembunuh sama sekali tak menutupi jati diri dan melakukan kebiasaan yang menjadi ciri khasnya sebagai pembunuh bayaran. Sylvester Yost pun pernah punya masa lalu dengan Eve. Eve pernah mencoba menjebloskannya ke penjara beberapa tahun silam. Sepertinya ini kasus balas dendam atas kejadian yang lalu.

Disaat Eve sedang memutar otak untuk menangkap Sylvester Yost, Roarke kedatangan tamu. Seorang teman di masa lalunya di Dublin datang kembali menemuinya setelah berpuluh-puluh tahun mereka tak pernah saling kontak.Murnikah kedatangan Mick sebagai teman lama ataukah ia datang karena Yost telah membayarnya untuk membunuh Roarke?

Di buku kedua belas ini J.D. Robb menggambarkan emosi antara Roarke dan Eve semakin matang yang terjadi secara perlahan-lahan. Eve pun mulai menerima statusnya sebagai istri Roarke dan tak segan mengumbar kemesraan dimuka umum walau hanya sebatas sentuhan singkat. Kali ini romance-nya jauh lebih terasa dibandingkan suspense-nya. Mungkin karena cerita pembunuhannya memang tak perlu jalan cerita yang rumit untuk menyelesaikannya. 


Rating : 4 of 5 stars



@ Medan
23112013

Wednesday, 27 November 2013

#118 In Death #10 - Witness In Death by J.D. Robb

Sub Judul : Saksi Dalam Kematian
Serial : In Death #7
Penulis : J.D. Robb
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Juli 2010 (terbit pertama pada 2000)
Tebal : 512 halaman (paperback)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 978-979-22-5961-2

SINOPSIS

Malam pembukaan pementasan drama Witness in Prosecution, dalam sekejap berubah dari panggung pertunjukan menjadi TKP ketika pemeran utamanya terbunuh tepat di atas panggung. Eve dan Roarke yang juga menonton drama itu dari atas balkon segera mengambil tindakan.

Kali ini Eve bukan saja bertindak sebagai detektif divisi pembunuhan melainkan juga sebagai saksi pembunuhan yang dilakukan tepat di depan matanya. Ia menyadari si pembunuh pastilah aktor yang sangat piawai sekaligus angkuh karena berani melakukan pembunuhan di depan ratusan penonton yang memadati gedung tersebut.

Satu-satunya cara menyelesaikan kasus ini adalah menemukan pelakunya sesegera mungkin. Dan untuk itu ia harus menginterogasi banyak orang sambil berusaha membedakan mana yang benar dan mana yang hanya akting.
  


REVIEW

Eve bersama Roarke menyaksikan pementasan drama Witness in Prosecution di gedung kesenian milik Roarke. Eve terpukau dengan sandiwara para aktor dan aktris yang berkisah tentang perselingkuhan. Sama sekali ia tak menduga jika malam itu status sebagai istri Roarke langsung berganti menjadi saksi pembunuhan Richard Draco, aktor utama drama tersebut. Pagi harinya Eve pun langsung diangkat menjadi kepala penyelidik kematian aktor yang menggempar media dan masyarakat.

Korban kedua jatuh. Bukan aktor ataupun aktris. Hanya seorang yang berada dibalik layar. Petugas kebersihan di gedung kesenian. Ia ditemukan tergantung diatas panggung yang masih menjadi lokasi tempat pembunuhan pertama. Eve harus mati-matian memutar otak untuk menemukan pembunuh tersebut karena para aktor dan aktris itu sangat lihai berakting sehingga sangat sulit untuk menentukan siapa yang berkata jujur dan siapa yang hanya berakting.

J.D. Robb memang jempolan meramu kisah ini. Pembunuhnya benar-benar baru terkuak menjelang akhir cerita. Sedangkan sepanjang cerita pembaca dituntut untuk ikut berpikir kebenaran ucapan para aktor aktris yang diinterogasi Eve. Romance-nya pun mendapat porsi yang sesuai dengan cerita pembunuhannya. Adegan favorit saya dibuku ini ketika pemakaman Draco dan Eve mendapat sebatang coklat dari Roarke. Sepintas lalu memang terkesan biasa saja, tapi coba baca ceritanya maka kamu akan tahu alasan saya begitu memavoritkan adegan tersebut. Yang pasti Roarke begitu memahami Eve.


Rating : 4 of 5 stars


@ Medan
23112013

Monday, 25 November 2013

#117 In Death #07 - Holiday In Death by J.D. Robb

Sub Judul : Cinta Dalam Kematian
Serial : In Death #7
Penulis : J.D. Robb
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Juli 2009 (terbit pertama pada 1998)
Tebal : 472 halaman (paperback)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 978-979-22-4794-7

SINOPSIS

Tidak ada yang suka sendirian ketika Natal tiba. Dan bagi jasa kencan nomor satu di New York, Personally Yours, inilah saat yang tepat untuk mempertemukan para lajang kesepian. Namun Letnan Eve Dallas, yang sedang menelusuri jejak pembunuh berantai, menemukan petunjuk menggemparkan: semua korbannya pernah menjadi klien Personally Yours.

Ketika akhirnya kecurigaan Eve tertuju pada seseorang yang bekerja di kantor jasa kencan itu, terjadi sesuatu yang sama sekali di luar dugaan, yang membuat Eve terpaksa mulai dari nol lagi. Kini ia berpacu dengan waktu untuk mengidentifikasi dan menghentikan si pembunuh sebelum jatuh lebih banyak korban lagi.

REVIEW

 Letnan Eve Dallas meski belum pulih sepenuhnya dari cedera yang dialaminya kini harus bertugas lagi. Mengungkap pembunuhan dan pemerkosaan perempuan muda. Di tubuh para korbannya Eve mendapati pita yang dililitkan secara artistik dan pernak-pernik kecil seperti aksesoris berbentuk merpati. Korban-korban itu berjatuhan menjelang musim dingin dan Natal. 

Penyelidikan Eve berhasil mengungkapkan jika pembunuh para korban itu adalah seseorang yang berpakaian Sinterklas yang lazim dijumpai dimana saja terutama pusat perbelanjaan menjelang Natal. Tak hanya Sinterklas, si pembunuh juga membawa pernak-pernik yang berhubungan dengan lagu Natal. 

Penyelidikan itu juga mewajibkan Eve menugaskan ajudannya si poni mangkok, Peabody untuk menyamar ke biro kencan Personally Yours dimana para korbannya merupakan  anggota biro kencan tersebut. McNabb keberatan dengan keputusan Eve dan meminta agar ditugaskan sebagai penyamar di biro yang sama dengan alasan ingin menjamin keamanan Peabody.

Kasus kali ini menguncang Eve karena berhubungan dengan masa lalunya. Tapi ia tetap harus fokus untuk menemukan pembunuhnya sambil membagi pikirannya dengan segala macam pesta  dan kegiatan Natal yang disiapkan Roarke. Termasuk mencari hadiah yang tepat untuk Roarke. Pria yang memiliki pabrik yang memproduksi hampir semua jenis benda yang digunakan manusia.

Gaya menulis J.D. Robb memang patut diacungi jempol. Dia membangun karakter tokoh-tokoh dengan kuat. Tidak melalui deskripsi melainkan tingkah polah dan pemikiran tokoh-tokohnya. Disini Eve sudah cukup nyaman untuk mengucapkan kata cinta pada Roarke tapi tetap saja ia kewalan ketika harus menangani urusan pesta dan bersosialisasi dengan kenalan-kenalan Roarke.


Rating : 5 of 5 stars


@ Medan
23112013

Friday, 4 October 2013

#108 Tall, Dark, and Dangerous #11 - Night Watch by Suzanne Brockmann

Judul : Night Watch 
Serial : Tall, Dark & Dangerous #11
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Harlequin Books, Juni 2011
Tebal : 384 halaman (ebook)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 9781459205352


Wes Skelly, anggota Navy SEALs sobat renang Bobby Taylor kali ini punya urusan di L.A. Dia akan membantu adik teman-tapi-ngarep-jadi-pacar Lana Quinn yang saat ini telah menikah dengan anggota Navy SEALs yang berbeda tim dengan Wes. Adik Lana seorang artis terkenal dan saat ini ia merasa terganggu karena seorang penggemarnya mulai bertingkah kelewatan. 

Itu misi pertama Wes. Misi keduanya adalah dia bakal menjalani blind-date dengan Brittany Evans, ipar Cowboy Jones, anggota Navy SEALs teman satu timnya. Brit seorang perawat dengan status janda anak satu. Iya, anaknya Andi yang dulu sempat bermasalah sewaktu Cowboy dalam masa pendekatan dengan Melody, adik Brit.

Brit sebenarnya sudah jera menjalin hubungan dengan laki-laki karena perceraiannya dulu. Terlebih saat ini ia harus fokus mengumpulkan uang untuk biaya kuliah Andy dan dirinya sendiri. Andy akan lulus SMU dan Brit berencana untuk ikut kuliah agar tak terlalu jauh dari Andy. Andy sendiri tak keberatan dengan rencana itu. Malah ia senang dengan pemikiran ibunya tak terlalu jauh darinya.

Sejak pertemuan pertama dengan Brit, Wes sudah mengatakan kalau ia sebenarnya tak berminat menjalin sebuah hubungannya. Masih ngarep Lana sih.. Dan Brit pun setuju. Sebagai teman baru yang berniat baik, Brit menawarkan rumahnya untuk ditinggali Wes selama di L.A. agar biaya hidup Wes tak terlalu mahal akibat harus tinggal di hotel.

Wes menerima usul Brit. Terlebih adiknya Lana mulai gencar mendekatinya dan Wes merasa risih. Si artis muda itu sepertinya ingin menjalin hubungan dengan bodyguardnya. Apalagi Wes ganteng dan bodynya yahud. Untuik menghindari hal itu Wes meminta Brit untuk pura-pura menjadi tunangannya agar tak diganggu lagi oleh si artis. 

***

Mulai dari buku pertama tentang Joe Cat hingga tentang Bobby, Wes selalu digambarkan sebagai anggota Navy SEALs bermulut besar, tempramen, dan bila berada di dekat Bobby maka ia akan kelihatan pendek. Pokoknya Wes ini gak banget deh jadi cowok.

Tapi di buku ini kelihatan siapa Wes sebenarnya. Anggota Navy SEALs yang penuh dedikasi pada pekerjaannya dan bisa bersikap lembut pada siapa saja. Apalagi nelihat bagaimana interaksi Wes dengan Andy, dan bagaimana cepatnya Wes bereaksi saat Andy butuh bantuan. Untuk porsi romance dan actionnya, sisi romance jauh lebih banyak dari actionnya.

Seperti halnya Taylor's Temptation, buku ini pun belum (atau tidak?) diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Padahal sebagai serial penutup cerita Wes terbilang bagus meski saya tak suka pada endingnya. Tidak ditutup oleh adegan atau rencana pernikahan. Bicara cover sih, bagi saya tampilannya biasa saja meski ada beberapa orang yang menganggapnya seksi. Seksi gara-gara si model cowok shirtless? (-_-") Dari 16 edisi yang tercantum di goodreads, favorit saya yang terbitan Silhouette Books pada 2003 dengan judul pada covernya bukan "Night Watch" melainkan "Wild Wild Wes."



@ Halmahera
15092013

Thursday, 26 September 2013

#107 Tall, Dark, and Dangerous #10 - Taylor's Temptation by Suzanne Brockmann

Serial : Tall, Dark & Dangerous #10
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Harlequin, Desember 2009 (terbit pertama kali pada July 2001)
Tebal : 256 halaman (ebook)
ISBN : 9781426851032


Robert "Bobby" Taylor punya tugas berat. Bukan tugas untuk terjun di suatu medan berat penuh teroris dan menyelamatkan sesuatu atau seseorang. Tapi tugas ini permintaan dari "saudara kembar beda ibu" sekaligus sobat renangnya Wes Skelly. Wes meminta Bobby unruk menasehati adiknya Colleen Skelly supaya tidak pergi ke Tulgeria.

Colleen, mahasiswi fakultas hukum yang punya kerjaan sampingan menjadi relawan kemanusiaan. Saat ini ia berencana pergi ke Tulgeria. Wes dan Bobby mati-matian berusaha melarang Colleen pergi ke sana. Tulgeria bukan sekedar negara yang sedang membutuhkan bantuan kemanusiaan tapi juga penuh dengan teroris yang anti Amerika. Sebagai seorang SEALs Bobby sudah berulang kali keluar masuk negara itu dan ia mengerti bahaya bila Colleen datang kesana. Tapi Colleen yang super duper keras kepala masa bodoh dengan peringatan Wes dan Bobby. Baginya keselamatan anak-anak Tulgeria adalah hal terpenting.

Dalam proses membujuk Colleen untuk membatalkan niatnya, Bobby terjebak cinta lokasi pada adik sahabatnya itu. Sebenarnya bukan cinta lokasi sih, karena sudah bertahun-tahun Bobby jatuh cinta pada Colleen dan sebaliknya. Kesempatan untuk berduaan jauh dari Wes hadir dan mereka tak bisa untuk saling menolak satu sama lain.

Jelas Wes marah luar biasa saat ia tahu Bobby bersama adiknya. Bahkan mereka sempat ribut di bandara ketika Wes menjemput Bobby sehingga mereka harus dilerai oleh hampir seluruh anggota Alpha Squad. Wes minta supaya Bobby menikahi Colleen. Tapi Colleen punya keputusan sendiri. Ia menolak untuk menikahi Bobby.


***

Akhirnya.... setelah bertahun-tahun penasaran akan kisah Bobby dan Wes saya bisa juga membaca kisah mereka. Soalnya cerita Bobby dan Wes tidak (atau belum?) diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Sementara semua seri pendahulu mereka berdua, telah diterjemahkan oleh GPU.

Tapi saya agak sedikit kecewa sih membaca kisah Bobby. Saya berharap Bobby punya kisah heroik dan bertemu dengan heroine yang lebih dari sekedar Colleen. Saya mengerti Colleen itu ingin menyelamatkan anak-anak Tulgeria, tapi mengapa Colleen sama sekali tak mau mendengar apa kata Bobby dan Wes, orang yang telah berpengalaman terhadap situasi negara tersebut. Minimal penuturan Bobby dan Wes bisa membuatnya melakukan persiapan yang lebih matang dan terencana lagi.

Meski sedikit kecewa tapi saya senang akhirnya bisa bertemu dengan Bobby dan... bersua kembali dengan para jagoan Navy seperti Lucky, Harvard, Blue dan Crash!




@ Halmahera
24082013

Friday, 20 September 2013

#106 Tall, Dark, and Dangerous #5 - Harvard's Education by Suzanne Brockmann

Judul : Harvard's Education
Serial : Tall, Dark & Dangerous #5
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Silhouette Books, September 2007 (terbit pertama pada Oktober 1998)
Tebal : 256 halaman (ebook)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 9781426806148


Team Ten Alpha Squad Navy SEALs kali ini punya tugas tak biasa. Melatih para agen FinCOM yang biasa bertugas mengamankan para orang-orang penting di pemerintahan, tamu kenegaraan, presiden dan wakilnya beserta keluarga mereka. Pelatihan itu tentang terorisme, penyelamatan sandera serta segala hal yang diperlukan untuk pengamanan orang-orang penting itu. Tim FinCOM yang biasa dipanggil "fink" oleh para Navy SEALs terdiri dari tiga pria dan satu wanita. Sejak awal Daryl "Harvard" Becker, chief Alpha Squad sudah punya perhatian pada cewek itu.

P.J. Richard namanya. Selain karena hanya cewek sendiri dalam pelatihan itu, Harvard menaruh perhatian padanya karena sesama Afro Amerika dan lebih pentinga karena kemampuannya melebihi tiga orang agen lainnya. Bahkan untuk kemampuan menembak jitunya. Tak hanya Harvard yang  menyadari kemampuan itu tapi juga Joe Cat dan Blue. Di Navy SEALs sendiri kehadiran perempuan cukup langka. Sehingga berinteraksi dengan P.J. pada pelatihan kali ini cukup terasa berbeda bagi mereka.

Perhatian Harvard diartikan lain oleh P.J.. Ia menganggap Harvard memandangnya sebagai perempuan lemah yang tak pantas mengikuti latihan berat yang biasa dijalani para Navy SEALs yang anggotanya cowok semua. Sehingga ia berusaha mati-matian membuktikan dirinya pantas berdiri sejajar dengan ketiga anggota FinCOM lainnya.

Kelar pelatihan di dalam negeri, mereka pindah latihan  di luar Amerika Serikat. Tapi team Navy SEALs dan FinCOM justru terjebak dalam pelatihan yang berubah menjadi perang diantara dua kelompok pengedar obat bius. Joe Cat tertembak. Lucky dan dua naggota FinCOM terjebak di arena musuh. Blue dan Crah terjebakdi kapal. Mereka tak bisa meminta bantuan. Hanya P.J. dan Harvard yang bisa menolong mereka. Menyelinap ke area musuh, dan membebaskan Joe Cat serta yang lain. Ini saatnya P.J. membuktikan pada Harvard jika ia bukan cewek lemah seperti yang disangka cowok plontos lulusan Harvard tersebut.


***

Suka. Suka. Suka. Saya suka pada cerita Harvard. Romancenya dapat, actionnya juga. Saya juga suka pada interaksi Harvard dan anggota keluarganya. Hangat banget. Nggak nyangka aja Harvard yang kuat, kokoh, dan tegas itu bisa tersipu-sipu malu mendengar ucapan ibunya tentang ia dan P.J..

P.J. jadi idola saya di buku ini. Kuat dan pantang menyerah serta tidak takut pada dominasi laki-laki. Hebat dong. Tentang covernya, yang terbayang di benak saya malah cerita horor atau mungkin fantasi gitu. Cewek cowok di hutan gelap gulita mencari jalan keluar. Saya lebih suka pada cover terbitan Gramedia Pustaka Utama. Bodynya six pack ;p

Btw, ini buku kedua yang reviewnya saya kerjakan ketika disela-sela rapat hari kedua. Sewaktu rapat hari pertama saya mengerjakan review Get Lucky, baca reviewnya disini. Benar-benar produktif saya ini. Rapat sambil mengerjakan review *dikeplak laptop sama si bos*



@ Tidore
29082013

Friday, 13 September 2013

#105 Tall, Dark, and Dangerous #4 - Everyday, Average Jones by Suzanne Brockmann

Judul : Everyday, Average Jones
Serial : Tall, Dark & Dangerous #4
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Silhouette Books, Agustus 2007 (terbit pertama 1998)
Tebal : 256 halaman (ebook)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 9781426804878


Pada penugasannya kali ini anggota US Navy SEALs Harlan "Cowboy" Jones harus membebaskan sandera warga Amerika Serikat yang diculik teroris.Pembebasan itu berhasil gemilang dengan menyisakan kedekatan Cowboy degan sang sandera, Melody Evans. Satu-satunya sandera perempuan dari tiga orang sandera yang diculik.

Kedekatan itu berlanjut hingga Melody diantar pulang ke Amerika Serikat. Cowboy pun kembali ke penugasannya ke suatu tempat misterius. Kedekatan di masa pembebasan itu membawa cerita baru bagi Melody. Ia hamil. Ketika Cowboy mengetahui hal tersebut ia bertanggung jawab atas perilakunya.

Tapi Melody menolak mentah-mentah tanggung jawab Cowboy. Menurutnya ia mencari suami yang tidak membuatnya khawatir setiap pergi tugas. Yang tidak membuatnya selalu bertanya-tanya apakah suaminya akan pulang dalam keadaan selamat atau malah terbujur kaku dalam peti mati. Melody ingin suami yang biasa saja. Yang pekerjan kantoran. Dengan bahaya yang dihadapi hanya luka tergores pinggiran kertas. 

Setiap kunjungan Cowboy ditolak mentah-mentah oleh Melody. Dengan tindakan tersebut ia berharap Cowboy akan jera dan mundur. Tapi Melody lupa. Cowboy seorang anggota Navy SEALs. Tangguh dan pantang menyerah sudah menjadi prosedur standar baginya. Meski ditolak oleh Melody, Cowboy tetap keukeuh. Bahkan hingga berkemah di halaman belakang rumah Melody.


***

Oke... bukunya memang tak sesuai dengan adat ketimuran masyarakat Indonesia. Marriage by accident. Dan menolak pertanggung jawaban dari yang berbuat. Tapi di titik inilah (menurut saya) kedewasaan dan toleransi pembaca diuji. Ada yang menolak bahkan menganggap menjijikan perilaku Melody. Ada yang bersikap biasa saja. Tak dipungkiri juga ada yang setuju dengan tindakan Melody. Well... apa pun itu yang tak boleh dilakukan adalah penghakiman sepihak terhadap orang yang memilih untuk setuju/tidak setuju tindakan yang dilakukan Melody. Toh, menerima tindakan Melody bukan berarti setuju dengan tindakannya. Ingat saja prinsip, elu ya elu, gue ya gue. Ok?

Balik ke soal ceritanya.  Saya sih gak suka banget dengan insta-love yang terjadi di buku ini. Bisa saja sih insta-love itu terjadi dengan memakai sindrom sandera-hero. Si sandera yang jatuh cinta pada penyelamatnya, vice versa. Tapi saya sendiri kurang bisa menerima konsep insta-love tersebut. Belum lagi Melody dengan gaya "jual mahal tapi ngarep" yang bikin sebel. Dibandingkan dengan cerita Ronnie, Lucy, dan Mia, Melody tak cukup pantas untuk disejajarkan dengan mereka. Mengingat ketiga perempuan itu tipe perempuan tegar dan pantang menyerah.

Tapi saya suka pada kegigihan Cowboy mengejar Melody dan caranya menghadapi Andy, keponakan Melody, anak kakaknya. Aksi Navy SEALs kurang terasa dibuku ini. Karena disini Cowboy lebih banyak mengambil cuti darat daripada turun ke lapangan demi mendekati Melody.




@ Halmahera
21082013

Monday, 2 September 2013

#101 Tall, Dark, and Dangerous #9 - Get Lucky by Suzanne Brockmann

Judul : Get Lucky
Serial : Tall, Dark & Dangerous #9
Penulis : Suzanne Brockmann,
Penerbit : Silhouette Books, Desember 2009 (terbit pertama Maret 2000)
Tebal : 256 halaman (ebook)
Genre : Romantic Supsense
ISBN : 1426851022

LUCKY...IN LOVE?

An unlikely state of affairs. For Navy SEAL Lucky O'Donlon was the original love-'em-and-leave-'em guy. Used to women swooning at his feet. So how could it be that the frustratingly attractive journalist Sydney Jameson had nothing to offer him but one very cold shoulder?

Well, two could play at this game. But first things first--he and Sydney had a job to do. They had to get their man.

Then there would be time enough for him to get his woman....

Oke.. abaikan covernya yang nggak banget itu. Tapi yang pasti saya senang banget bisa menyelesaikan review buku in ditengah rapat yang amat sangat membosankan itu *dikeplak si bos* Kita mulai reviewnya?

Playboy Alpha Squad Tem Ten Navy SEALs kita (?) Lucky O'Donlon kali ini punya cerita. Berhubung adik perempuan satu-satunya akan menikah maka Lucky pun mengundurkan diri dari tugas lapangan di suatu tempat yang tak diketahui. Bahkan sang kapten Joe Cattalonoto pun  tak tahu. Sebagai gantinya Lucky ditugaskan bergabungkan dengan sobat renangnya Frisco dalam sebuah satuan tugas.

Satuan tugas itu beroperasi dikota Coronado Amerika Serikat, bekerja sama dengan FinCOM dan kepolisian setempat. Tujuannya menangkap seorang pemerkosa berantai yang selalu meninggalkan "souvenir" di tubuh korbannya. Budweiser itu bukan sekedar nama minuman keras. Budweiser adalah pin yang diberikan ketika anggota calon Navy SEALs berhasil melewati Hell Week aka. Minggu Nereka, suatu pelatihan fisik extra berat dalam penyeleksian siapa saja yang pantas bergabung dengan Navy SEALs.


Dipertemuan pertama dengan seluruh anggota tim, Lucky sudah punya masalaha dengan salah seorang anggota tim. Syd Jameson alias Sydney Jameson, sang wartawan. Bukan tanpa alasan Lucky bersikap tak menyenangkan pada Syd. Syd menulis artikel di koran lokal yang memojokkan anggota Navy SEALs. Syd sendiri juga tak senang pada Lucky. Dia terlalu sempurna. Tak ubahnya seperti boneka Ken yang dipakaikan baju militer.

"Sorry, I'm late." The man in the doorway was blind-ingly handsome-the blinding due in part to the bright white of his naval uniform and the dazzling rows of colorful ribbons on his chest. But only in part. His face was that of a movie star, with an elegantly thin nose that hinted of aristocracy, and eyes that redefined the word blue. His hair wa sunstreaked and stylishly long in front. Right now it was combed neatly back, but with one puff of wind, or even a brief blast of humidity, it would be dancing around his face, waving tendrils of spun gold. His skin was perfectly tanned-the better to show off the white flash of his teeth as she smiled.

He was, without a doubt, the sheer perfection of a Ken doll come to life."

Lucky dan Syd mau tidak mau harus bekerja sama meski sama-sama tidak suka. Apalagi Lucky berusaha menggunakan pesona O'Donlon-nya yang membuat Syd sebal. Mereka harus bahu-membahu mengejar sang pemerkosa yang makin merajalela bahkan menyerang salah satu istri anggota Navy SEALs di rumahnya.

****

Saya suka melihat Lucky dibuku ini. Dia "manusia" banget. Selama ini kalau membaca tentang anggota  Navy SEALs yang lain, mereka itu seperti manusia super. Tapi disini Lucky bisa merasakan cemburu, cemas dan berbagai macam emosi lainnya. Hanya saja dibuku ini action-nya  kurang terasa, lebih banyak lagi romannya.

Bicara cover, cover yang saya tunjukkan diatas nyebelin yak? Kesannya kayak apa gitu - -" Saya lebih suka pada cover terjemahan terbitan Gramedia Pustaka Utama yang lebih terasa militernya dan lebih tepat untuk dekripsi Lucky yang dituturkan Syd.




@Tidore
28082013

Saturday, 27 July 2013

#97 Tall, Dark, and Dangerous #3 - Friscos Kid by Suzanne Brockmann

Judul : Frisco's Kid
Serial : Tall, Dark, and Dangerous #3
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Silhouette Books, Agustus 2007
Tebal : 256 halaman (ebook)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 9781426804861

Sinopsis


Review 

Alan "Frisco" Fransisco terluka dalam operasi penyelamatan Pangeran Tedric di Irak. Sejak saat itu ia cacat dan tidak dapat aktif kembali di Navy SEALs. Dalam keadaan sulit seperti itu Frisco ketiban "rejeki" harus mengasuh Natasha keponakannya. Ibunya Tasha, kakak Frisco terancam dipenjara karena mengemudi dalam keadaan mabuk dan menabrak orang. Frisco dan Tasha akhirnya tinggal bersamaa di apartemen yang sudah cukup lama dimiliki Frisco namun jarang ditempatinya karena terlalu sibuk dinas lapangan. Maklum sebagai anggota Navy SEALs Frisco harus sering bertugas ke mana saja hampir diseluruh dunia.


Frisco depresi akan keadaannya yang cacat. Pilihannya hanya ada dua. Dia non aktif dari Navy SEALs, menganggur dan mabuk-mabukkan seperti ayahnya. Atau tetap di Navy SEALs walau tidak bisa lagi bertugas di lapangan dan menjadi instruktur di kelas-kelas pelatihan SEALs. Tapi masalahnya Frisco benci mengajar. Baginya mengajar hanya mempertegas ketidakmampuannya untuk kembali aktif bertugas di lapangan dan menunjukkan cacat permanen yang dideritanya. Those who can, do. Those who can't, teach.

Pemikiran itu ditolak mentah-mentah oleh Mia Summerton, tetangga Frisco. Menurutnya mengajar bukanlah seperti apa yang dikatakan Frisco. Mengajar bagi Mia adalah cara untuk membentuk masa depan. Those who are taught, do. Those who teach, shape the future. Mia sendiri guru di sebuah sekolah menengah atas di kota mereka. Kehadirannya tak hanya sebagai tetangga namun juga membantu mengasuh Tasya meski Frisco menolak mentah-mentah bantuan Mia.

Keadaan makin runyam saat ternyata kakak Frisco terlibat masalah dengan seorang mafia. Tasha dan Mia menjadi korban. Mereka diculik.Dititik inilah Frisco harus memutuskan keselamatan mereka sekaligus masa depannya. Memilih menyelesaikan urusan dengan menghubungi polisi dan membiarkan mereka melakukan tugasnya. Atau meminta bantuan anggota timnya yang dulu untuk membebaskan Mia dan Tasya walaupun rasanya sakit melihat mereka bisa terjun ke lapangan dan bergerak bebas. Sekaligus menerima tawaran Joe Cat sebagai instruktur.

Saya suka cerita Frisco. Emosinya sebagai tentara aktif yang kemudian terluka dan cacat seumur hidupnya cukup terasa. Namun aksi para Navy SEALs di buku ini kurang banyak, hanya pada menjelang akhir cerita yang lebih terasa emosionalnya daripada aksinya. Buku ini juga telah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama di tahun 2007.





@ Halmahera
02072013

Monday, 17 June 2013

#92 Tall, Dark, and Dangerous #2 - Forever Blue by Suzanne Brockmann

Judul : Forever Blue
Serial : Tall, Dark, & Dangerous #2
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Silhouette Books, Agustus 2007
Tebal : 256 halaman (ebook)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 9781426804854

Sinopsis

Blue McCoy was once the hero of Lucy Tait’s teenaged dreams—quiet, dark and dangerous. After high school he left Hatboro Creek, South Carolina, to join the military. Years later, now a Navy SEAL, Blue was a man who embodied all of Lucy’s fantasies.

Now Blue is back in town, and Lucy is not the person he remembered. She’s a no-nonsense police officer—and a woman Blue can’t take his eyes off. But then Blue is accused of murder. And Lucy is assigned his case. Now their brief affair has become part of an extensive investigation, where what’s at stake is critical—Blue’s future...and maybe Lucy’s heart. Is her hero still the man she remembered?

Review

Carter "Blue" McCoy kembali pulang ke Hatboro Creek, South Carolina untuk menghadiri pernikahan saudara tirinya Gerry McCoy dengan pacar Blue waktu SMU, Jenny Lee Beaumont. Kepulangan Blue menimbulkan spekulasi di masyarakat Hatboro Creek. Apakah dia bakal diam saja sewaktu Gerry dan Jenny menikah atau malah membuat keributan? Yang pasti di hari pertama Blue kembali, dia bertemu dengan Lucy Tait. Junior Blue waktu SMA yang Blue ingat karena sifat pemberani dan pantang menyerahnya.

Lucy sekarang sudah menjadi anggota polisi di Hatboro Creek. Dia memang tumbuh dewasa, tapi dia masih punya perasaan khusus pada Blue yang disimpannya sejak remaja. Ketika Blue kembali ke Hatboro Creek, itu merupakan kesempatan Lucy untuk mendekati Blue karena dulu kesempatan itu tak pernah ada. Blue selalu bersama Jenny.

Pernikahan Gerry dan Jenny tak pernah terjadi. Gerry ditemukan meninggal dengan luka tusuk dihari pernikahannya. Satu-satunya orang yang paling dicurigai adalah Blue. Karena Blue punya banyak motif untuk membunuh Gerry. Lucy berhasil menjadikan Blue tahanan rumah dengan syarat Blue harus tinggal dirumahnya. Mereka bekerja sama mencari bukti untuk memecahkan kasus Blue. Kebersamaan mereka membuat Blue tahu jika dulu Lucy sempat jatuh cinta padanya. Hanya saja dia tidak tahu cinta itu masih bertahan hingga saat ini.

Bukti baru ditemukan. Ditambah dengan kemampuan bela diri dengan tangan kosong yang wajib dikuasai Blue sebagai seorang anggota Navy SEALs membuat semua bukti-bukti itu memberatkan Blue. Blue dipenjara dan tak dapat meminta tolong ke siapa pun karena ia tidak pernah berhasil menghubungi markas Navy SEALs untuk meminta bantuan. Hanya Lucy yang bersedia dan bisa membantunya. Sayang, ketika Blue berhasil bebas, dirinya malah pergi ke tempat Jenny Lee Beaumont.

Seri kedua Tall, Dark, & Dangerous seru!! Saya lebih suka pada tokoh Blue yang pendiam daripada Joe yang agak playboy. Jalan ceritanya pun lebih seru. Seri kedua ini juga telah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2005.




@ Halmahera

04062013

Tuesday, 11 June 2013

#90 Tall, Dark & Dangerous #1 - Prince Joe by Suzanne Brockmann

Judul : Prince Joe
Serial : Tall, Dark, & Dangerous #1
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Silhouette Books, Agustus 2007
Tebal : 256 halaman (ebook)
Genre : Romantic Suspence
ISBN : 9781426804847











Sinopsis
Veronica St. John is facing the challenge of a lifetime. The media consultant has two days to teach a rugged Navy SEAL to impersonate a European prince who has been targeted by terrorists. It’s a tough assignment, but Veronica is sure she’s up to the task—until she actually meets Joe.

Despite his physical resemblance to the handsome prince, Lieutenant Joe Catalanotto is nothing like the stuffy aristocrat. Everything about the combat-hardened Navy SEAL—from the arrogant gleam in his eyes and streetwise attitude to the New York accent—says regular guy, not royalty. One conversation and Veronica knows nothing could turn this military man into nobility. Joe, on the other hand, is confident he’s got what it takes to complete his duty.

But neither of them expects their assignment to include falling in love....

Review 

Pangeran Tedric Cortere, putra mahkota Ustanzia melakukan kunjungan resmi ke Amerika Serikat untuk membicarakan investasi Amerika di negaranya. Ditengah kunjungan itu sekelompok teroris mencoba melakukan pembunuhan terhadap Pangeran Tedric. Nyawa Tedric terancam. Pilihannya hanya menyelesaikan kunjungan tersebut jauh lebih cepat dari yang direncanakan atau berusaha mencari pengganti dirinya.

Usul datang dari Pangeran Tedric sendiri. Tedric mengusulkan seorang anggota Navy SEALs yang pernah dijumpainya di Irak untuk menyamar sebagai dirinya. Menurut Tedric, si tentara amat sangat mirip dengannya. Walaupun kemiripan itu hanya sebatas wajah bukan tingkah laku. Disinilah peran Veronica St, John, konsultan media yang ikut dalam perjalanan Tedric untuk mengajari si tentara biasa agar bisa tampil menjadi seorang pangeran berdarah biru.

Tentara yang menurut Tedric seorang dari kelas rendahan itu adalah Letnan Joseph P. Catalanotto alias Joe. Joe bukan sembarang tentara. Ia seorang Navy SEALs, semacam tim elit pasukan khusus yang mampu beroperasi dimana pun baik di darat, laut, maupun udara yang menjadi nama pasukan tersebut (SEa, Air, Land). Joe hanya punya 3 hari untuk menjadi samaran sempurna Pangeran Tedric.

3 hari yang singkat ini sukses membuat Ronnie, panggilan spesial Joe untuk Veronica, stress dan menyerah. Joe sama sekali tidak peduli pada tata krama dan gaya berkelas Pangeran Tedric. Joe lebih peduli pada sistem pengamanan tim yang menjaga keamanan kunjungan tersebut. Menurut Joe, karena dirinya tidak dibayar untuk menyamar menjadi Pangeran Tedric yang bego itu maka ia harus yakin keamanan dirinya harus terjamin. Joe memang berkeberatan menggantikan Tedric karena ia dendam pada Tedric. Usaha penyelamatan Tedric di Irak dulu hampir saja gagal karena kebodohan Tedric yang membuat anggota Joe tertembak dan cacat permanen.

Hari kunjungan tiba. Ronnie pasrah karena Joe sama sekali tidak bisa diajari. Tapi tepat saat Ronnie meragukan Joe, saat itulah Joe tampil sempurna sebagai pengganti Pangeran Tedric. Ronnie lupa kalau Joe itu seorang anggota tim pasukan khusus yang harus mempunyai banyak keahlian khusus termasuk menyamar. Agar tak ketahuan saat harus menyelinap ke daerah musuh. Joe sukses mengelabui siapa saja yang ditemuinya disetiap kunjungan kenegaraan. Ronnie jatuh cinta pada Joe. Tapi Ronnie tidak bersedia bersama Joe sepanjang Joe masih aktif bertugas di Navy SEALs sementara bagi Joe Navy SEALs adalah hidupnya.

Suzanne Brockmann sukses membuat saya penasaran pada grup elit Navy SEALs yang sesungguhnya. Joe  adalah seri pertama dari sebelas seri Tall, Dark, and Dangerous yang sempat diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama namun berhenti hingga seri ke sembilan.



@ Halmahera
03062013
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...