Wednesday, 29 February 2012

#20 If I Stay #2 - Where She Went by Gayle Forman

Baca Bareng BBI di bulan penuh cinta ini #tttsssaaahhh salah satunya bertema Romance, maka saya memutuskan untuk membaca Where She Went yang merupakan penutup untuk serial If I Stay yang sudah saya baca pada Januari namun saya baca ulang dibulan ini dan membuat reviewnya kemarin.


“Aku dikelilingi manusia dan merasa sendirian.” (Adam Wilde – p. 34) 
Tiga tahun sudah berlalu sejak cinta Adam menyelamatkan Mia setelah kecelakaan yang memorakporandakan hidup gadis itu...

...dan tiga tahun sejak Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.

Sekarang Mia bintang muda sekolah musik klasik Juilliard dan Adam bintang rock terkenal. Ketika Adam terjebak di New York sendirian, takdir mempertemukan mereka lagi, untuk satu malam terakhir.

Sambil menjelajahi kota yang sekarang menjadi rumah Mia, Adam dan Mia kembali mengunjungi masa lalu dan membuka hati untuk masa depan—serta satu sama lain.

Cinta bukanlah hanya tentang kau dan dia. Cinta adalah tentang bagaimana kau bisa bertahan dan menjalani hidup seperti biasa ketika dia yang kau cintai pergi meninggalkanmu.  Tiga tahun setelah kecelakaan tragis yang merenggut keluarga Mia, Mia pun beranjak meninggalkan Adam dalam tanya mengapa. Banyak hal yang terjadi dalam rentang waktu tiga tahun itu. Mia terdaftar sebagai murid Juilliard dan menjadi bintang muda berbakat dalam ranah musik klasik. Adam pun menjadi bintang rock terkenal bersama bandnya, Shooting Star. Terkenal dengan album berjudul Collateral Damage, dengan lagu-lagu yang diciptakan Adam atas tanya yang tak sempat tersampaikan kepada Mia.

Tak ada lagi kisah cinta manis jaman sekolah, yang ada hanyalah ceritaa kehidupan seorang bintang muda rock yang terkenal. Gayle Forman, melalui sudut pandang Adam, mengajak kita menyelami perasaan dan pemikiran Adam. Perasaan seorang rocker muda yang sedang naik daun yang selalu dikelilingi groupie, wartawan, pparazi, anggota band, manager, yang ternyata menyimpan rasa sepi di hatinya. Yang menyebabkan seorang Adam berubah secara mengejutkan menjadi penderita anxiety disorder, yang harus selalu menelan obat anticemasnya bila berhadapan dengan khalayak ramai, temperamental, pembuat onar, anti sosial dan sederet perubahan lainnya.

Kita akan dibawa Adam menelusuri sudut-sudut kota New York di siang menjelang sore setelah konfrontasi terakhirnya dengan seorang wartawan. Hingga akhirnya berhenti di Carnegie Hall dan mendapati sebuah serial konser sedang berlangsung yang dibintangi seorang pemain cello muda berbakat, Mia Hall. 

Adam juga akan membawa kita dalam tur "menyelesaikan yang belum selesai" bersama Mia di seputaran kota New York. Berbagi cerita masa lalu, mengungkapkan rasa penasaran yang dipendam bagai api dalam sekam sejak tiga tahun yang lalu.

"Kenapa tidak? Katakan. Kau berutang penjelasan."
"Karena aku membencimu."
"Membenciku? Kenapa?"
"Kau membuatku tetap disini." (p. 170)

Mengungkapkan segala janji yang sempat terucapkan namun terlanjur tak terealisasikan.

"Rasanya akan lebih mudah jika aku mati saja. Bukannya aku ingin mati sekarang. Tidak. Banyak hal dalam kehidupanku membuatku puas, kucintai. Tapi, pada hari-hari tertentu, terutama pada awalnya, rasanya begitu sulit. Dan aku tidak kuasa berpikir bahwa akan jauh lebih mudah jika aku ikut mati bersama mereka. Tapi kau. Kau memintaku tetap disini. Kau memohon agar aku tinggal. Kau berdiri di atasku dan berjanji, sesuci sumpah. Dan aku bisa mengerti kenapa kau marah, tapi kau tidak bisa menyalahkanku. Kau tidak bisa membenciku, karena aku menuruti kata-katamu." (p. 171)

Berbagi cerita tentang takdir atau karma atau apapun itu yang telah mempertemukan mereka kembali.

"Ya, sekarang aku tahu. Tapi, sebelumnya dari mana aku tahu? Kau amat, sangat jauh dariku. Dan aku menerima. Menerimanya sebagai hukuman karena memperlakukanmu seperti itu. Kemudian Adam Wilde muncul di Carnegie Hall pada malam terbesar dalam karierku, dan rasanya itu lebih daripada sekedar kebetulan. Rasanya seperti hadiah. Dari mereka. Di resital pertamaku, mereka membelikanku cello. Dan untuk yang ini, mereka memberiku dirimu." (p. 208)
Ingatan Adam tentang orang-orang terdekat Mia sekaligus orang terdekatnya, perjalanan Shooting Star yang melejit diluar dugaan, dan kerinduannya terhadap Mia, diramu dengan tepat oleh Gayle Forman dan dituangkan dalam perjalanan satu malam Adam dan Mia.

Bicara tentang cover, saya lebih suka dengan cover terbitan Gramedia ini dibanding dengan cover penerbit yang lain yang tidak menampilkan kesan hangat. Pintu berwarna hijaau muda yang catnya sudah usang dan terkelupas dimana pada satu sisinya tersandar gitar berwarna cokelat. Namun cover terbitan Doubleday Children's pada Mei 2011 kemarin mengusik saya dengan taglinenya "If you had a second chance at a first love... would you take it?"


Saat berada di Gramedia Ternate Januari silam dan sedang memilih-milih buku yang akan saya beli tiba-tiba mata saya tertuju ke buku ini yang menumpuk banyak. Saya sempat kelimpungan mencari If I Stay dan berniat meletakkan kembali buku ini saat If I Stay taak saya temukan. Namun hal itu batal ketika tiba-tiba seorang cewek meletakkan If I Stay secara sembarangan tepat di depan saya.

Pada 6 Januari kaum hawa Blogger Buku Indonesia sempat membuat postingan bersama dengan tajuk "Top Five Best Book Boyfriends" dan nama Adam Wilde termasuk nama yang cukup bergaung di postingan tersebut yang membuat saya penasaran akan sosoknya.

PS : Hari ini Posting Bersama BBI dengan tema #romance

Judul Saduran : Setelah Dia Pergi
Penulis : Gayle Forman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 240 halaman
Serial : If I Stay #2
Kategori : Young Adult
ISBN : 9789792276503
Rating : untuk tur "menyelesaikan yang belum selesai" Adam dan Mia di seputaran kota New York.



Tuesday, 28 February 2012

#19 If I Stay #1 - If I Stay by Gayle Forman

 

“Pacar itu kata yang tolol. Aku tidak tahan menyebut ibumu seperti itu. Maka kami menikah , jadi aku bisa menyebutnya 'istri'.” (Dad – p. 72)

Mia memiliki segalanya: keluarga yang menyayanginya, kekasih yang memujanya, dan masa depan cerah penuh musik dan pilihan. Kemudian, dalam sekejap, semua itu terenggut darinya.

Terjebak antara hidup dan mati, antara masa lalu yang indah dan masa depan yang tidak pasti, Mia menghadapi satu hari penting ketika ia merenungkan satu-satunya keputusan yang masih dimilikinya---keputusan terpenting yang akan pernah dibuatnya.

"Amat sangat menyentuh." Publishers Weekly

"Brutal sekaligus indah." School Library Journal

Hidup selalu menyiapkan kejutan tak terduga dan penuh pilihan kepada setiap makhluknya. Keluarga yang luar biasa hangat dan penuh perhatian-Mom, Dad serta Teddy, tiket masuk Juilliard-sekolah musik impian semua pemusik, Kim-sahabat yang menjadi sahabat idaman para perempuan, bakat dan minat pada cello yang mampu menjadi tumpuan pekerjaan dan penghasilan di masa depan, Adam-sang kekasih si rockstar yang mencintainya, betapa sempurnanya kehidupan seorang Mia Hall. Lantas, ketika suatu hari di bulan bersalju semua itu terlepas tak bersisa dalam sebuah kecelakaan mobil, apakah ada pilihan untuk tetap disini melanjutkan hidup atau merelakan semuanya dalam satu hela nafas.

Maka Gayle Forman membawa kita dalam perjalanan sehari bersama jiwa Mia melayang diantara ruang operasi dan ICU. Menjelma menjadi Mia saat melihat Gran, Gramps, Kim, Adam dan lainnya menunggu dengan sabar dan cemas perkembangan keadaan Mia. Menelusuri kembali ingatan Mia tentang Mom dan Dad yang memberikan sebuah cello setelah resital pertama, Teddy yang begitu tergila-gila pada dinosaurus dan Harry Potter, teman-teman Mom dan Dad sewaktu masih muda dulu, Kim sahabat yang penuh dedikasi dan kesetiaan, serta Adam yang menyiapkan perjalanan menyaksikan konser Yo-Yo Ma sebagai kencan pertama.

Menyaksikan bagaimana tubuh Mia harus berulang keluar masuk ruang operasi demi memulihkan kondisinya pasca kecelakaan lalu lintas. Mendengar para dokter berdebat tentang lagu yang akan diputar selama operasi berlangsung. Melihat Kim dan Adam yang bermain kucing-kucingan dengan para perawat ICU hanya agar Adam dapat masuk ke dalam ICU melihat keadaan Mia.

Dan bersama Mia kita dapat merasakan perasaan lega yang menguar dari dirinya saat mendengar pengakuan Gramps.

"Tidak apa-apa, kalau kau mau pergi. Semua orang ingin kau tinggal. Aku ingin kau tinggal lebih daripada apa pun yang kuinginkan di dunia ini. Tapi itu kemauanku dan aku bisa mengerti mungkin itu bukan kemauanmu. Makanya aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku mengerti jika kau pergi. Tidak apa-apa kalau kau harus meninggalkan kami. Tidak apa-apa jika kau ingin berhenti berjuang." (p. 151)

Berbagi cerita tentang Operasi Pengalihan bersama Kim dan perasaan Kim tentang kehilangan Mia.

"Aku terus berpikir, hal terburuk apa sih yang akan terjadi? Aku dipenjara. Ibuku kejang-kejang. Aku dihukum setahun. Tapi setelah apa yang terjadi hari ini, itu tidak berarti apa-apa. Bahkan dipenjara akan terasa mudah dibandingkan kehilanganmu." (p. 181) 

Serta bagaimana Adam yang berbisik pelan mengungkapkan perasaannya serta menyelipkan headphone ditelinga Mia dan membiarkan i-Pod mengalunkan Andante con moto e poco rubato dari YoYo-Ma, yang mengingatkan pada konser yang mereka saksikan saat kencan pertama.

"Jika kau tinggal, aku akan melakukan apa saja yang kauinginkan. Aku akan berhenti bermain band, pergi bersamamu ke New York. Tapi jika kau ingin aku menghilang, aku juga akan melakukan itu. Aku tadi bicara dengan Liz dan dia berkata mungkin kembali ke kehidupanmu yang lama akan menyakitkan, bahwa mungkin akan lebih mudah bagimu jika menghapus kami dari kehidupanmu. Dan itu akan sangat menyebalkan, tapi aku akan melakukannya. Aku sanggup kehilangan kau seperti itu, asalkan aku tidak perlu kehilangan dirimu hari ini. Aku akan melepaskanmu. Jika kau tetap hidup." (p. 192)
Gayle Forman dengan manis merangkum semua kenangan masa lalu Mia dan gambaran akan masa depan serta kenyataan saat ini dalam rentang waktu yang hanya dibedakan oleh hitungan jam dalam satu hari saat Mia harus memilah semuanya dan bertanya pada diri sendiri akan ribuan kemungkinan yang terjadi jika ia tetap disini.

Bicara tentang cover, saya lebih suka dengan cover terbitan Gramedia dibandingkan dengan cover penerbit yang lain. Musim dingin dengan salju yang menumpuk disetiap sudut hutan dengan pohon-pohon yang meranggas menciptakan gradasi warna putih kebiruan yang diperkuat oleh warna coklat bangku taman, menciptakan gambaran dinginnya saat terjadinya kecelakaan, dinginnya ruang ICU, dan dinginnya perasaan Mia.

Meskipun saya juga menyukai cover terbitan Dutton Juvenile pada April 2009.... karena warnanya yang cerah namun kurang dapat menggambarkan isi cerita.


Namun cover terbitan Random House Book for Young Readers pada April 2009 lalu sedikit mengusik saya dengan tagline yang ada pada covernya "What would you do if you had to choose?"



Koma yang dialami Mia adalah suatu kondisi tidur yang sangat dalam, dimana pasien tak dapat dibangunkan, tidak memberikan respon normal terhadap rangsangan sakit atau cahaya, tidak memiliki siklus tidur bangun, dan tidak dapat melakukan tindakan sukarela. Koma dapat terjadi pada berbagai kondisi. (disarikan dari sini)


Glasgow Coma Scale atau GCS yang sempat diteriakkan oleh perawat yang memeriksa Mia di tempat kejadian adalah skala yang dipakai untuk menentukan atau menilai tingkat kesadaran pasien mulai dari sadar sepenuhnya hingga dalam keadaan koma. Teknik penilaian didasari pada tiga elemen penting yaitu respon buka mata, respon motorik terbaik, dan respon verbal. Nilai tertinggi yaitu 15 yang menyatakan sadar sepenuhnya dan terendah 3 yang menyatakan dalam keadaan coma. (disarikan dari sini)

Judul : If I Stay 
Judul Saduran : Jika Aku Tetap Disini
Penulis : Gayle Forman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 200
Serial : If I Stay #1
Kategori : Young Adult
ISBN : 9789792266603
Rating :  untuk perjalanan jiwa Mia saat tubuhnya harus terbaring di ICU.





Monday, 27 February 2012

#18 Twilight Hunger by Maggie Shayne



“Kau akan bersamaku sekarang. Selalu bersamaku, Morgan. Aku tidak akan pernah meragukan dirimu lagi.” (Dante – p. 419)

Ia telah mengungkap rahasianya.
Dan, hanya ada satu cara untuk menghentikannya. 

Ketika Morgan De Silva menemukan buku harian kuno dan membacanya, ia pun masuk ke dalam dunia seorang pria gila yang sudah mati yang percaya bahwa dirinya adalah seorang vampir. Meski kisah Dante berhasil membuat Morgan terkenal, ia tetap merana, menderita karena mimpi erotis akan kehadiran Dante
yang terasa begitu nyata.

Dante datang saat malam hari.
Mengamati. Menginginkan.

Morgan adalah satu dari Yang Terpilih, dan ia bisa jadi milik Dante. Ciuman Dante bisa menyelamatkannya dari takdirnya yang terkutuk, dan dari musuh yang mengintai mereka.
Tapi, Dante harus memercayainya.
Dengan seluruh hidupnya.
Dengan segenap cintanya.
Dan, dengan janji keabadian... 

Cerita di dalam cerita. Kalimat ini sangat cocok untuk cerita di dalam buku ini. Dante, sebagai seorang vampir lawas memiliki ceritanya sendiri tentang kehidupannya di masa lalu sebelum bertransformasi menjadi vampir dan saat-saat dirinya baru menjadi vampir. Dimana godaan akan darah dan kontak fisik lawan jenis amat sangat menggoda. Pada bagian-bagian tertentu cerita Dante yang dituangkan dalam bentuk narasi orang pertama layaknya buku harian menjadi jembatan akan tingkah laku dan kejadian apapun yang terjadi pada Dante di masa sekarang ini.

Kisah cinta Morgan dan Dante nyaris tanpa halangan kecuali Sarafina yang tidak menyetujui kehadiran makhluk fana sebagai pendamping Dante. Sensualitas cukup terasa kental. Ada beberapa adegan yang lumayan eksplisit menggambarkan kegiatan yang sedang berlangsung.

Yang paling saya sukai dari buku ini :

  • DPI (Division Of Paranormal Investigations). Seperti FBI namun mereka berfokus pada keberadaan dan pengawasan makhluk-makhluk imortal. 
  • Sarafina. Vampir berdarah dingin sekaligus keluarga Dante baik sebelum ataupun sesudah Dante bertransformasi yang membenci dan merasa dikhianati oleh Dante karena Dante lebih memilih makhluk fana sebagai pasangan hidupnya, ternyata masih memiliki hati menolong Dante dan Morgan saat keduanya sama-sama dalam keadaan sekarat.

Yang paling tidak saya sukai :

  • Momen pertemuan antara Morgan dan Max. Morgan dan Max adalah duo kembar yang terpisahkan sejak lahir. Mereka baru menyadari bahwa mereka saudara kembar ketika saling melihat wajah. Pertemuan itu berlangsung biasa saja, malah nyaris dingin. Seolah-olah menggambarkan pertemuan itu hanyalah sebuah pertemuan biasa setelah berbulan-bulan tidak bertemu dan sebelum perpisahan terjadi salah satu pihak marah kepada pihak yang lain sampai pertemuan berikutnya terjadi. Tak ada perasaan emosional dari keduanya saat menyadari kenyataan mereka saudara kembar yang terpisah sejak lahir.
  • Antigen Belladona. Morgan dan Max adalah saudara kembar. Jadi mengapa ketika Morgan dinyatakan mengidap kelainan antigen pada darahnya yaitu Antigen Belladona, tapi Max tak mengidapnya? Jika pun Max tidak mengidap minimal dia menjadi pembawa sifat antigen aneh tersebut. Namun, Max digambarkan sebagai perempuan sehat wal afiat lahir batin.
Saya suka pada covernya yang menggambarkan suasana hutan pinus menjelang senja dimana satu sisi masih tampak sinar matahari yang menelusup ke sela-sela dedaunan pinus dan disisi lainnya hutan telah memasuki kegelapan. 


Pada awalnya saya membeli buku ini hanya karena buku yang saya cari belum tersedia di toko buku. Saya tertarik pada sinopsis dan judulnya yang menggoda. Semangat saya mulai turun saat membaca review di Goodreads. Dan saat membacanya sendiri, saya pun mengakui saya tak cukup puas pada buku ini. Kalimat yang digunakan edensor "Sosok Maggie Shayne jauh lebih lebih baik dari sebatang coklat. Ia mampu memuaskan setiap hasrat dengan hebat (Suzanne Forster)" bagi saya lebih mengacu pada adegan sensualnya dibanding isi ceritanya sendiri.

PS : Awalnya buku ini saya masukkan sebagai buku yang dibaca untuk posting bareng bertema violet dengan beberapa anak-anak BBI. Namun pada waktu yang telah disepakati, saya belum mampu untuk menyelesaikan buku ini. Dan saya mengajukan Morning Glory sebagai penggantinya yang ternyata disetujui.


Oh... sedikit tentang sang pengarang : jumpai dirinya di http://www.maggieshayne.com/ 





Judul : Twilight Hunger


Judul Saduran : Merindukan Senja

Pengarang : Maggie Shayne

Penerbit : Violet Books

Jumlah Halaman : 432 halaman

Serial : Wings in the Nights #7

Kategori : Paranormal Romance 
Rating :  untuk Sarafina si vampir berdarah dingin namun berhati hangat



Thursday, 23 February 2012

#17 Comanche #3 - Indigo Blue by Catherine Anderson


Judul : Indigo Blue

Judul Saduran : Luka Hati Indigo

Pengarang : Catherine Anderson

Penerbit : Dastan Books

Jumlah Halaman :  halaman

Serial : Comanche #3

Kategori : Historical Romance


2012 Reading Challenge:

  • Goodreads #10
  • Name In A Book Challenge #3

“Saat terluka, kita membersihkannya agar bisa sembuh. Luka di dalam hati kita tak bisa dicapai, jadi Yang Maha Kuasa memberi kita air mata.” (Hunter Wolf – p. 123)


Sinopsis

Di balik kecantikan dan keliarannya, Indigo Wolf memiliki luka emosional yang dalam dan menyakitkan akibat sebuah pengkhianatan di masa lalu. Ia pun dengan tegas menciptakan batasan antara dirinya dan para pria, terutama pria kulit putih. Sampai Jake Rand masuk ke kehidupannya.

Kedatangan Jake ke Wolf’s Landing dengan menyamar sebagai mandor tambang milik Hunter Wolf adalah untuk menyelidiki usaha sabotase yang dilakukan ayahnya sendiri. Tanpa terduga, di sana ia justru langsung tertarik pada Indigo dan terjebak dalam kewajiban untuk menikahi Indigo demi menyelamatkan reputasi gadis itu.

Hati Indigo tercabik karena ia terpaksa mematuhi hukum adat Comanche yang memerintahkannya untuk tunduk pada lelaki yang menikahinya. Ia juga takut kalau Jake akan merendahkan serta memperlakukannya sama seperti pria kulit putih yang lain setelah mereka menikah. Sementara itu, pergolakan batin Jake sendiri terus menyiksanya karena rahasia yang disimpannya dari keluarga Wolf. Akankah Indigo bersedia membuka hatinya bagi Jake? Sanggupkah Jake menanggung risiko jika kebenaran yang disembunyikannya itu terungkap?

Rating 
untuk kepatuhan Indigo Wolf kepada Jake Rand

Review

Indigo besar dalam dua adat yang bertolak belakang. Adat kulit putih dari ibunya dan adat Indian Comanche dari sang ayah. Meski begitu Indigo nyaris tak kesulitan menjadi keduanya. Beranjak remaja, saat pertama kali mulai merasa perhatian terhadap lawan jenis, Indigo mengalami perlakuan buruk dari orang yang selama ini dia pikir mencintainya, yang kemudian membekas dalam ingatannya.

Bertahun-tahun kemudian, seorang kulit putih bernama Jake Rand datang ke Wolf's Landing dan bekerja di tambang Ayah Indigo. Indigo dan Jake mulai dekat layaknya rekan kerja. Meskipun tambang orangtuanya namun Indigo tetaplah bekerja seperti pekerja lainnya. Suatu kejadian yang menimpa mereka berdua mengakibatkan munculnya desas-desus di antara penduduk kota dan pekerja tambang Wolf's Landing. Untuk menyelamatkan kehormatan Indigo, akhirnya Jake menikahi Indigo tanpa teringat akan Emily, tunangannya di Portland.

Indigo yang tak bisa menolak perintah Ayahnya, tak mampu berbuat apa-apa atas pernikahan tersebut. Ia yang bersumpah tak mau menikah dan hidup dengan orang kulit putih terpaksa harus melanggar sumpahnya. Ditambah dengan pengalaman masa lalunya yang buruk, lengkap sudah penderitaan Indigo. Jake yang tidak mengerti kisah masa lalu Indigo membuat pernikahan ini makin rumit bagi Indigo.

Jake sendiri harus menyelesaikan urusannya atas penyelidikan keterlibatan sabotase ayahnya, mendadak panik saat Jeremy, sang adik muncul di rumahnya. Penculikan Indigo dan usaha pembunuhan terhadap Indigo membuat Jake makin terhimpit.

Meskipun ini cerita roman namun bagi saya lebih menitik beratkan pada rasisme yang terjadi. Menunjukkan bagaimana ketidakadilan yang harus diterima oleh warga Indian Comanche akibat perlakuan warga kulit putih. Serta menunjukkan sisi Indian Comanche yang selalu menyatu dengan alam liar. Sungguh asyik melihat interaksi Indigo dengan hewan liar yang mengadopsi dirinya sebagai teman mereka. Bertemu dengan Lobo, serigala peliharaan Indigo, Toothless si puma bergigi ompong penderita artritis, dan juga si Stinky sigung teman Indigo yang suka berbagi bau badannya yang busuk itu. 

Akhir cerita ditutup dengan agak tergesa-gesa, menurut saya. Memang pada akhirnya terungkap siapa pelaku sabotase di Wolf's Landing namun terasa kurang mengigit klimaksnya. Namun begitu tidak mengurangi bobot buku ini.


PS : Indigo yang menjadi nama tokoh utama wanita sekaligus judul buku ini, berasal dari nama dari warna yang turut menghiasi istilah MeJiKuHiBiNiU yaitu Indigo atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan warna Nila, dimana warnanya terletak diantara biru dan violet. Indigo berasal dari nama tumbuhan dari genus Indigofera yang menghasilkan warna indigo.  



Indigofera tinctoria

Indigo juga erat dengan istilah Anak Indigo, yaitu julukan yang diberikan pada anak-anak yang memiliki kemampuan intuisi dan kekuatan bathin yang luar biasa tajam yang melebihi kemampuan orang banyak. Meskipun dari sifat dan karakteristik Indigo Wolf hasil imajinasi Catherine Anderson , tidak sesuai dengan pengertian, ciri-ciri, karakteristik, dan sejarah anak Indigo yang ditampilkan oleh Wikipedia , namun saya menangkap satu ciri yang bisa diambil menjadi dasar pemilihan judul buku ini. Ciri tersebut adalah "7. Anak indigo sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang-orang kebanyakan" dimana dalam buku ini Indigo "berhasil" berteman akrab dengan hewan-hewan liar seperti serigala, puma, sigung, rusa, bahkan ular.

Wednesday, 15 February 2012

#16 Morning Glory by LaVyrle Spencer



Judul : Morning Glory

Judul Saduran : Jatuh Hati Kepada Cinta

Pengarang : LaVyrle Spencer

Penerbit : Gagas Media

Jumlah Halaman : 572 halaman

Kategori : Historical Romance

ISBN : 9789797803971


2012 Reading Challenge:

  • Goodreads #7






“Bagiku, kau sama baiknya seperti orang-orang di sana. Bahkan lebih baik.. ” (Will Parker – p. 372)


Sinopsis

ELLY
Suami yang dicintainya baru saja meninggal dunia dan Elly tak mungkin sanggup sendiri saja membesarkan dua putranya yang masih kecil dan anak ketiga yang berada di kandungan. Tak peduli orang-orang di kota itu menganggapnya gila, Elly memutuskan memuat iklan di koran lokal : Dicari-Seorang Suami.

WILL
Hidup di luar penjara ternyata jauh lebih kejam. Will Parker hidup berkelana dan menjalani hari-hari keras selama bertahun-tahun. Status mantan narapidana yang disandangnya tak memberinya banyak kesempatan untuk memperbaiki semuanya dari awal. Di tengah keputusasaan itu, Will menemukan iklan Elly di koran.

Sore itu, di musim panas tahun 1941, untuk pertama kalinya Will menginjakkan kaki di halaman depan rumah Elly. Dan untuk pertama kalinya, Will mendapat firasat dia tak perlu berkelana ke mana pun lagi. Di sinilah dia mendapat kesempatan keduanya. 

Elly-lah rumah yang dia rindukan...

Rating  
untuk Will dan Elly Parker...

Review

Buku roman biasanya menampilkan tokoh pria dan wanita yang high class, terbiasa hidup dalam kemewahan. Ataupun salah satu tokohnya berhasil bangkit dari kemiskinan dan hidup dalam gilang gemilang harta. Namun buku ini jauh dari kehidupan tersebut. Kedua tokohnya hidup dalam kondisi yang sederhana jika tidak ingin dikatakan miskin. Namun perjuangan mereka untuk hidup lewat jalan bekerja keras justru menjadi daya tarik tersendiri  bagi saya.

Masa lalu Elly dan Will yang suram, yang menjadikan mereka orang-orang yang "tidak bersalah namun menjadi yang tertuduh" menjadikan buku ini cukup sarat dengan konflik antara tokoh tersebut dengan dirinya sendiri. Tumbuh menjadi sosok yang selalu saja menoleh ke belakang, takut untuk mempercayai orang lain, serta selalu takut untuk bermimpi dan bersikap optimis, dan selalu memendam sendiri apa yang ingin disampaikan kepada pasangannya membuat buku ini menarik. Sering ada saat-saat dimana masing-masing tokohnya berbicara dalam hati pada saat bersamaan dan dengan maksud yang sama namun tak berani melontarkannya kepada pasangan masing-masing, sehingga pembaca bisa berimajinasi membayangkan keadaan pada saat itu.

"Tinggallah, Will Parker. Tolong, tinggallah." (p. 52)

Beri aku kesempatan, Eleanor Dinsmore, dan akan kubuktikan padamu." (p. 53)

Hidup yang penuh dengan kerja keras setiap hari menjadikan buku ini terasa lebih membumi. Sosok Will pun seperti seorang narapidana yang berjanji tidak akan berbuat kesalahan yang akan membuatnya harus mendekam kembali di penjara, memberikan sosok penjahat yang insyaf. Meskipun ada satu kejadian yang membuat Will harus kembali merasakan dinginnya malam-malam di balik terali besi.

Sosok-sosok yang mempunyai integritas dengan masa lalu kelam dan keseharian yang dipenuhi kerja keras adalah daya tarik dari buku ini. Namun alurnya yang lambat cukup dapat membuat bosan sehingga membaca buku ini dapat melompat-lompat tanpa kehilangan alur ceritanya.

Tentang judul Morning Glory. Morning Glory adalah nama umum untuk lebih dari seribu tanaman bunga yang masuk ke dalam famili Convolvulaceae yang tumbuh merambat dengan bunga yang mekar setiap pagi, namun spesies tertentu mekar pada malam hari.



Pic taken from here
Pic taken from here
Dari segi cover, meskipun juga menampilkan bunga Morning Glory dan sesuatu seperti kain yang saya asosiasikan sebagai tirai jendela rumah, namun saya lebih menyukai cover dari Berkley Publishing Group yang terbit tahun 2009 (sementara terbitan pertama pada 1 Januari 1989) karena lebih menggambarkan rumah yang dindingnya dirambati oleh bunga Morning Glory.



Oh... sedikit tentang sang pengarang : LaVyrle Spencer lahir di Browerville, Minnesota, Amerika Serikat pada 17 Juli 1943. Beberapa bukunya telah difilmkan dan keduabelas karya pernah masuk dalam NewYork Times Bestsellers. LaVyrle Spencer mempunyai ciri khas dimana karakter yang diciptakannya lebih realistis dan cerita yang ditampilkannya lebih menekankan kehidupan berkeluarga dibandingkan kisah cinta antara tokoh pria dan wanitanya. 

PS : hari anak-anak BBI posting bareng dengan tema buku yang bertema violet... saat melihat melihat bunga Morning Glory yang ada di cover itu saya jadi terpikir... itu bunga kan warnanya violet. Jadi bisa dong masuk posting bareng anak-anak BBI??? *maksa* *dihajar*  

Thursday, 9 February 2012

#15 Dear John by Nicholas Sparks




Judul : Dear John

Pengarang : Nicholas Sparks

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman : 392 halaman

Kategori : Military Romance, Contemporary Romance

2012 Reading Challenge:

  • Goodreads #6
  • Wishlist Challenge #7
  • Name In A Book Challenge #1
  • Romance Reading Challenge #1

“Cinta berarti kau mendahulukan kebahagiaan orang yang kaucintai daripada kebahagiaanmu sendiri, tak peduli betapa menyakitkan pilihan yang mungkin harus kauhadapi. ” (John Tyree – p. 385)








Sinopsis


"Dear John" demikian surat itu dimulai. Dan dari dua kata itu, ada hati yang patah dan dua anak manusia yang hidupnya berubah selamanya.

John Tyree, pemuda pemberontak yang memilih menjadi tentara karena tidak punya tujuan hidup... sampai dia bertemu Savannah Lynn Curtis. Hubungan yang awalnya hanya percintaan musim panas berubah menjadi cinta abadi, membuat Savannah rela menunggu John menyelesaikan penugasannya yang berjanji akan pulang dan menikahinya. Tapi tak satu pun menyangka akan terjadi peristiwa 9/11 di New York yang mengubah dunia dan cinta mereka. Pada saat itu, sebagai tentara, John harus memilih antara cintanya pada kekasih atau negaranya. Ketika akhirnya pulang ke kampung halaman, John harus menghadapi kenyataan pahit dan menyadari bahwa cinta ternyata bisa mengubah manusia dengan cara yang tak pernah bisa dia bayangkan sebelumnya.

Rating
 untuk kesetiaan cinta John kepada Savannah 

Review

John Tyree mengenal Savannah Lynn Curtis saat dirinya sedang menjalani masa cuti tugasnya sebagai tentara Angkatan Darat. John yang pada awalnya menganggap perkenalannya dengan Savannah hanya untuk sekedar menghabiskan waktunya selama cuti tugas, perlahan mulai menyadari bahwa hal tersebut mustahil untuk dilakukan. Kepribadian Savannah yang hangat dan terbuka serta perduli dengan orang-orang disekitarnya termasuk kepada Ayah John yang tertutup membuat John tak berkutik dan sadar dengan kemungkinan bahwa dirinya bakal mengalami kesulitan untuk mengakhiri masa cutinya dan kembali ke Jerman untuk bertugas. Dan itulah yang terjadi. Saat John kembali bertugas di Jerman, cerita cinta mereka pun berlanjut melalui lembaran-lembaran surat yang saling mereka kirimkan. Hingga 11 September itupun datang...

Tak berlebihan jika dikatakan 11 September telah mengubah dunia. Seperti juga mengubah dunia John dan Savannah. Sebagai seorang prajurit John merasa terpanggil untuk berada di garis terdepan pertempuran, dan meninggalkan Savannah serta menangguhkan sementara janji untuk menikahinya. Dan... di suatu sore di pedalaman Irak, John mendapat surat yang lain dari Savannah.

Dear John,
Aku menulis surat ini di meja dapur, dan rasanya begitu berat karena aku tidak tahu bagaimana cara menyampaikan apa yang akan kukatakan kepadamu.Sebagian diriku berharap kau ada disini bersamaku supaya aku bisa mengatakannya secara langsung, tapi kita berdua tahu itu tidak mungkin. Jadi di sinilah aku, mencari kata-kata yang tepat sementara air mata mengalir di pipiku.


Setelah surat tersebut, Savannah dan John kehilangan kontak hingga pada suatu sore menjelang malam John muncul di Lenoir, kampung halaman Savannah.

Buku ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama : pertemuan pertama, bagian kedua : perpisahan, dan bagian ketiga : pertemuan kembali. Yang menarik, seperti karya-karya Nicholas Sparks lainnya, buku ini juga menggunakan sudut padang orang pertama. Suasana militer yang kaku, teratur dan tegas ikut membentuk pribadi John yang juga kaku, tidak banyak bicara, dan sulit mengungkapkan perasaan. Namun dengan penggunaan sudut pandang orang pertama, pembaca dapat memahami perasaan, impian, dan pemikiran John dibandingkan penggunaan sudut pandang orang ketiga.

Nicholas Sparks juga dengan lihai menyelipkan sedikit cerita tentang penderita Sindrom Asperger yang dibuku ini diderita oleh Ayah John. Nicholas Sparks juga memberikan bagaimana perubahan persepsi yang dirasakan John terhadap ayahnya.

"Dia ayahku, dan dia telah melakukan yang terbaik. Sekarang aku tahu itu. Aku mendapati diriku menatap ke luar jendela, berpikir betapa bangganya aku pada ayahku sambil berusaha menelan gumpalan yang membuat leherku tercekat." (p. 185)

Dear John ditutup dengan akhir yang sederhana namun entah bagaimana justru kesederhanaan itu menjadi penutup yang manis cerita ini. Akhir yang bagi saya justru membuat saya selalu teringat pada kisah ini setiap kali saya melihat bulan purnama di kelamnya langit. Bicara tentang cover, dari 60 edisi buku ini yang ada, favorit saya cover terbitan Gramedia ini. Garis pantai dengan ombak yang berdebur dan menjilati pantai seperti menjadi gambaran lokasi pertama kali John bertemu dengan Savannah. Meskipun beralur lambat dan sempat membuat sedikit jenuh, namun hal tersebut tidak banyak terjadi. 

PS 
Sindrom Asperger adalah salahsatu gelaja autisme dimana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Ditemukan oleh Hans Asperger pada tahun 1944. Penderita sindrome ini tidak mengetahui cara untuk bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat detail. (saat Anda membaca buku ini, Anda akan menemukan betapa tepatnya penggambaran Nicholas Sparks akan karakter Mr. Tyree / Ayah John). (disarikan dari sini)

Thursday, 2 February 2012

#14 The Nymph King by Gena Showalter


Judul Saduran : Raja Para Nymph

Pengarang : Gena Showalter

Penerbit : Violet Books

Jumlah Halaman : 416 halaman

Serial : Atlantis #3

Kategori : Paranormal Romance

2012 Reading Challenge:

  • Goodreads #5

“Pikiranmu menunjukkan apa yang paling dibutuhkan oleh tubuhmu sebelum kau tahu bahwa kebutuhan itu ada.” (Valerian – p. 364)







Sinopsis

Masukilah dunia mitologi yang dipenuhi manusia naga, iblis, dan para peri…. Masukilah dunia yang penuh rayuan cinta yang berbahaya dan sihir yang menggetarkan…. 

Masukilah Atlantis….

Perempuan tua dan muda, cantik, dan buruk rupa, semuanya haus akan sentuhan Valerian. Tak seorang pun dapat menolak sensualitasnya yang menggetarkan dan daya tariknya… sampai ia menculik Shaye Holling dari pantai Florida menyanderanya di kerajaannya di dasar samudra.

Shaye yang sinis sama sekali tak sudi berurusan dengan kesatria penggemar pertarungan yang perkasa ini, namun tanpa alasan yang jelas merasa tertarik kepadanya. Karena di balik ketampanan penuh kesombongan kesatria ini tersembunyi sosok pria yang kuat namun penuh kerumitan.

Pria yang belaian lembutnya sepanas bara api…. Kini Valerian harus berjuang demi memiliki Shaye. Karena, ada satu hal yang tidak diketahui Shaye…. Yakni, ketika seorang nymph menemukan pasangan hidupnya, perempuan itu akan jadi miliknya selamanya.


Rating 
 untuk pertahanan diri Shaye dari rayuan Valerian

Review

Waktu saya melihat buku ini dijajaran novel terjemahan di toko buku saya sama sekali tidak tertarik dengan buku ini, namun berhubung buku yang saya inginkan belum tersedia... Buku ini pun akhirnya masuk ke dalam keranjang belanja saya....

Bosan di acara pernikahan ibunya yang ke enam dengan pakaian pengiring pengantin yang super duper konyol, dan sedang bertengkar dengan ibunya karena sikapnya yang dianggap tak pantas, disaat seperti itulah Shaye bertemu dengan Valerian. Valerian dan rombongannya naik dari dunia Atlantis menuju ke Dunia Permukaan untuk menemukan dan membawa pasangan ke dunia Atlantis.

Pada dasarnya buku ini menarik karena memiliki beberapa cerita lainnya disamping cerita utama tentang Shaye dan Valerian. Seperti cerita hubungan antara Shaye dan ibunya yang sangat sering berganti-ganti suami, Shaye yang tidak pernah percaya pada cinta, percobaan perebutan kekuasaan oleh Joachim, maupun hubungan segitiga antara Joachim, Brenna, dan Shivawn. Namun semua itu tenggelam oleh hebohnya cerita Valerian mencoba mengajak Shaye ke ranjangnya. Begitu hebohnya keinginan Valerian untuk seranjang dengan Shaye, demi mendapatkan tenaga agar siap untuk berperang, Valerian pun digambarkan sempat melakukan self-servicehttp://www.smileycodes.infohttp://www.smileycodes.info


Dari sekian banyak cerita yang ada, saya malah lebih tertarik dengan cerita hubungan segitiga antara Joachim, Brenna, dan Shivawn dari pada hubungan Valerian dan Shaye. Dan... saat membaca buku ini, saya bukannya merasa sedang di dunia Atlantis namun berada di semacam rumah bordil bawah laut karena dari halaman awal hingga menjelang akhir selalu digambarkan sosok-sosok Nymph laki-laki dan manusia perempuan yang lagi-lagi sedang berkutat dengan urusan ranjang. 

Namun meskipun begitu... adegan yang paling menarik perhatian saya adalah saat pertarungan Valerian dengan Joachim dan saat Valerian membawa Shaye ke Kota Luar dan saat Shaye menerima jeruk pemberian Valerian sesaat setelah Valerian dan pasukannya berperang melawan para Naga.


Oh... sedikit tentang sang pengarang : jumpai Gena Showalter di http://genashowalter.com/ atau di http://genashowalter.blogspot.com/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...