Baca Bareng BBI di bulan penuh cinta ini #tttsssaaahhh salah satunya bertema Romance, maka saya memutuskan untuk membaca Where She Went yang merupakan penutup untuk serial If I Stay yang sudah saya baca pada Januari namun saya baca ulang dibulan ini dan membuat reviewnya kemarin.
“Aku dikelilingi manusia dan merasa sendirian.” (Adam Wilde – p. 34)
Tiga tahun sudah berlalu sejak cinta Adam menyelamatkan Mia setelah kecelakaan yang memorakporandakan hidup gadis itu...
...dan tiga tahun sejak Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.
Sekarang Mia bintang muda sekolah musik klasik Juilliard dan Adam bintang rock terkenal. Ketika Adam terjebak di New York sendirian, takdir mempertemukan mereka lagi, untuk satu malam terakhir.
Sambil menjelajahi kota yang sekarang menjadi rumah Mia, Adam dan Mia kembali mengunjungi masa lalu dan membuka hati untuk masa depan—serta satu sama lain.
Cinta bukanlah hanya tentang kau dan dia. Cinta adalah tentang bagaimana kau bisa bertahan dan menjalani hidup seperti biasa ketika dia yang kau cintai pergi meninggalkanmu. Tiga tahun setelah kecelakaan tragis yang merenggut keluarga Mia, Mia pun beranjak meninggalkan Adam dalam tanya mengapa. Banyak hal yang terjadi dalam rentang waktu tiga tahun itu. Mia terdaftar sebagai murid Juilliard dan menjadi bintang muda berbakat dalam ranah musik klasik. Adam pun menjadi bintang rock terkenal bersama bandnya, Shooting Star. Terkenal dengan album berjudul Collateral Damage, dengan lagu-lagu yang diciptakan Adam atas tanya yang tak sempat tersampaikan kepada Mia.
Tak ada lagi kisah cinta manis jaman sekolah, yang ada hanyalah ceritaa kehidupan seorang bintang muda rock yang terkenal. Gayle Forman, melalui sudut pandang Adam, mengajak kita menyelami perasaan dan pemikiran Adam. Perasaan seorang rocker muda yang sedang naik daun yang selalu dikelilingi groupie, wartawan, pparazi, anggota band, manager, yang ternyata menyimpan rasa sepi di hatinya. Yang menyebabkan seorang Adam berubah secara mengejutkan menjadi penderita anxiety disorder, yang harus selalu menelan obat anticemasnya bila berhadapan dengan khalayak ramai, temperamental, pembuat onar, anti sosial dan sederet perubahan lainnya.
Kita akan dibawa Adam menelusuri sudut-sudut kota New York di siang menjelang sore setelah konfrontasi terakhirnya dengan seorang wartawan. Hingga akhirnya berhenti di Carnegie Hall dan mendapati sebuah serial konser sedang berlangsung yang dibintangi seorang pemain cello muda berbakat, Mia Hall.
Adam juga akan membawa kita dalam tur "menyelesaikan yang belum selesai" bersama Mia di seputaran kota New York. Berbagi cerita masa lalu, mengungkapkan rasa penasaran yang dipendam bagai api dalam sekam sejak tiga tahun yang lalu.
"Kenapa tidak? Katakan. Kau berutang penjelasan."
"Karena aku membencimu."
"Membenciku? Kenapa?"
"Kau membuatku tetap disini." (p. 170)
Mengungkapkan segala janji yang sempat terucapkan namun terlanjur tak terealisasikan.
"Rasanya akan lebih mudah jika aku mati saja. Bukannya aku ingin mati sekarang. Tidak. Banyak hal dalam kehidupanku membuatku puas, kucintai. Tapi, pada hari-hari tertentu, terutama pada awalnya, rasanya begitu sulit. Dan aku tidak kuasa berpikir bahwa akan jauh lebih mudah jika aku ikut mati bersama mereka. Tapi kau. Kau memintaku tetap disini. Kau memohon agar aku tinggal. Kau berdiri di atasku dan berjanji, sesuci sumpah. Dan aku bisa mengerti kenapa kau marah, tapi kau tidak bisa menyalahkanku. Kau tidak bisa membenciku, karena aku menuruti kata-katamu." (p. 171)
Berbagi cerita tentang takdir atau karma atau apapun itu yang telah mempertemukan mereka kembali.
"Ya, sekarang aku tahu. Tapi, sebelumnya dari mana aku tahu? Kau amat, sangat jauh dariku. Dan aku menerima. Menerimanya sebagai hukuman karena memperlakukanmu seperti itu. Kemudian Adam Wilde muncul di Carnegie Hall pada malam terbesar dalam karierku, dan rasanya itu lebih daripada sekedar kebetulan. Rasanya seperti hadiah. Dari mereka. Di resital pertamaku, mereka membelikanku cello. Dan untuk yang ini, mereka memberiku dirimu." (p. 208)
Ingatan Adam tentang orang-orang terdekat Mia sekaligus orang terdekatnya, perjalanan Shooting Star yang melejit diluar dugaan, dan kerinduannya terhadap Mia, diramu dengan tepat oleh Gayle Forman dan dituangkan dalam perjalanan satu malam Adam dan Mia.
Bicara tentang cover, saya lebih suka dengan cover terbitan Gramedia ini dibanding dengan cover penerbit yang lain yang tidak menampilkan kesan hangat. Pintu berwarna hijaau muda yang catnya sudah usang dan terkelupas dimana pada satu sisinya tersandar gitar berwarna cokelat. Namun cover terbitan Doubleday Children's pada Mei 2011 kemarin mengusik saya dengan taglinenya "If you had a second chance at a first love... would you take it?"
Saat berada di Gramedia Ternate Januari silam dan sedang memilih-milih buku yang akan saya beli tiba-tiba mata saya tertuju ke buku ini yang menumpuk banyak. Saya sempat kelimpungan mencari If I Stay dan berniat meletakkan kembali buku ini saat If I Stay taak saya temukan. Namun hal itu batal ketika tiba-tiba seorang cewek meletakkan If I Stay secara sembarangan tepat di depan saya.
Pada 6 Januari kaum hawa Blogger Buku Indonesia sempat membuat postingan bersama dengan tajuk "Top Five Best Book Boyfriends" dan nama Adam Wilde termasuk nama yang cukup bergaung di postingan tersebut yang membuat saya penasaran akan sosoknya.
PS : Hari ini Posting Bersama BBI dengan tema #romance
Judul : Where She WentJudul Saduran : Setelah Dia PergiPenulis : Gayle FormanPenerbit : Gramedia Pustaka UtamaJumlah Halaman : 240 halamanSerial : If I Stay #2Kategori : Young Adult
ISBN : 9789792276503