Saturday 5 November 2016

Catatan Dodol Calon Dokter | Movie Review

Judul : Catatan Dodol Calon Dokter
Pemeran : Adipati Dolken, Tika Bravani, Ali Mensan, Aurellie Moeremans, Ardi Kurdi
Durasi : 104 menit 
Sutradara : Ifa Isfansyah
Produser : Ardiansyah Solaiman, Indrayanto Kurniawan
Penulis Naskah : Ardiansyah Solaiman, Chadijah Siregar
Adaptasi Dari : serial Catatan Dodol Calon Dokter - Ferdiriva Hamzah

Synopsis

Riva, Evi, dan Budi adalah tiga serangkai yang tidak terpisah di kampus mereka,  Fakultas Kedokteran. Malah sebenarnya Riva (Adipati Dolken) mengikuti Evi (Tika Bravani) untuk kuliah di Jakarta dan masuk FK. Sementara Budi (Ali Mensan) mengikuti jejak Riva yang mengikuti jejak Evi. Kini mereka sedang memasuki tahap akhir dalama perkuliahan sebagai mahasiswa FK.

Mereka bertiga bersama mahasiswa yang lain mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior aka. Koass. Koass adalah para mahasiswa Kedokteran yang sedang praktik belajar di rumah sakit selama lebih kurang dua tahun. Selama masa koass mereka belajar menerapkan ilmu yang sudah mereka dapatkan di bangku kuliah. Para koass ini sebenarnya sudah mendapatkan gelar sarjana yaitu Sarjana Kedokteran aka. S.Ked. Namun gelar itu tidak bisa digunakan untuk melamar kerja, mereka harus menjalani koass untuk mengganti gelar itu menjadi gelar dokter. Secara spesifik gelar dokter umum.

Selama masa koass mereka akan ditempa lahir batin. Menjalani kehidupan koass yang luar biasa melelahkan dan penuh dengan berbagai tugas, jadwal jaga dan berbagai presentasi dengan para konsulen di rumah sakit. Tak hanya ada Riva, Evi dan Budi namun ada banyak para koass lain di rumah sakit tempat mereka menjalani koass.

sumber : instagram cadocado the movie

Ada Cilmil (Rizka Dwi Septiana), cewek religius  nan patuh pada segala peraturan. Ada Uba (Cindy Valery), cewek yang nggak pernah sadar kalau badannya luar biasa bau. Ada Kalay (Amec Aris), mahasiswa asal Malaysia yang selalu merasa kalau dia cowok paling ganteng dan paling bisa memikat pasien khususnya pasien wanita. Ada Hani (Albert Halim), cowok dengan perbendaharaan bahasa Inggris paling ajaib. Ada Kresno (Rizky Mocil), mahasiswa Kedokteran yang jauh lebih percaya pada hal klenik atau gaib dari pada buku teks Kedokteran. Dan ada Vena (Aurellie Moeremans), cewek cantik yang sebenarnya tidak berminat masuk FK namun atas desakan keluarga dia kuliah di FK.

Persahabatan Riva, Evi dan Budi mulai mendapat guncangan ketika Prof. Burhan Nasution (Adi Kurdi) menugaskan mereka ke dalam tim koass yang berbeda. Masing-masing berusaha untuk menjadi yang terbaik karena akan ada penilaian yang membuat mereka berkesempatan magang di Korea Selatan. Budi, sebagai cowok paling santai diantara mereka bertiga tidak punya masalah ketika mereka bertiga harus saling bersaing. Evi, yang pintar dan ambisius memandang hal ini sebagai kesempatan langka dan tak segan untuk bersaing bersama kedua sahabatnya. Sementara perhatian Riva malah teralihkan saat seorang cewek cantik datang ke grupnya sebagai koass baru.

sumber : pegipegi.com
Persaingan menjadi sengit ketika Evi mulai merasakan ketidaksukaan pada Vena yang selalu bersama dengan Riva. Dia kehilangan sosok Riva yang selama ini selalu setia bersamanya. Riva sendiri tenang-tenang saja didekati oleh Vena, apalagi ketika dirinya tahu kalau koass cewek yang sering bersamanya itu punya beban besar mengikuti koass karena Vena tak pernah ingin menjadi seorang dokter.

Riva berada di titik terendah dalam kehidupannya sebagai koass ketika serangkaian kejadian menimpanya. Mulai dari masuk dalam daftar hitam Prof. Burhan, kehilangan pasien untuk pertama kalinya, Budi yang juga mulai menjauh darinya, hingga Evi yang akan pergi jauh darinya. Persoalan-persoalan itu membuat Riva mempertanyakan kembali alasannya untuk menjadi dokter.

Review

The Reason I Watched This
Saya penasaran pada filmnya karena dari berita yang beredar saat pembuatan film ini, tindakan / urusan medis ditangani dengan serius di film ini.  Lagi pula saya penasaran bagaimana cara penulis skenario membuat film ini menjadi drama komedi dari buku yang aslinya adalah komedi.

Storyline / Plot
Secara umum ceritanya ringan karena sarat dengan kejadian-kejadian lucu. Namun ada keseriusan di dalam komedi itu menyangkut bagaimana perjuangan mahasiswa kedokteran dalam menjalani koass. Namanya juga film dengan unsur komedi, tentunya ada adegan lebay di dalam film ini.

sumber : cenayangfilm.wordpress.com
Positive Points
Tindakan medis yang dilakukan dalam buku ini sesuai dengan apa yang memang seharusnya dilakukan. Seperti :
- letak infus yang memang pada tempatnya,
- pemakaian Alat Pelindung Diri sebelum melakukan tindakan,
- suasana kamar operasi dimana para dokter / koassnya memang hanya menggunakan baju operasi bukannya mendobelkan seperti yang selama  ini lazim ditemui di film / sinetron Indonesia.
- ada inform consent (penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan dan resikonya).

Negative Points
Meski secara tindakan medis sudah tepat namun ada beberapa hal yang agak kurang tepat untuk ukuran koass, setidaknya berdasarkan apa yang saya alami. Diantaranya :
- kamar koassnya terlalu rapi dan bersih. Aslinya sih kamar koass itu berantakan dan gak beraturan.
- prosedur pungsi pleural yang dilakukan Evi dan Vena tidak diawasi oleh perawat / residen / konsulen. Lazimnya untuk tindakan seperti itu selalu ada pendampingan dari yang lebih senior.

Acting / Cast
- karakter pas tokoh yang diperankan oleh masing-masing pemain sangat tepat dan sesuai dengan di buku.
- chemistry diantara mereka pun terjalin dengan baik terutama antara Tika Bravani dan Adipati Dolken.
- cara mereka melakukan tindakan medis sangat tepat, tidak tampak canggung atau tidak tahu apa yang harus dipegang/diambil. Workshop yang para pemain lakukan selama sebulan penuh membuat mereka jadi tampak terampil.
- sedikit perbedaan pemain antara buku dan film adalah pemeran Hani. Di buku Hani merupakan seorang cewek sementara di film Hani merupakan seorang cowok.

The Ending
Endingnya cukup memuaskan termasuk oleh adegan heroik rada maksa yang Riva dan Evi lakukan. Hanya satu yang saya sesali adalah kasian banget itu stetoskop dikerjai sampai segitunya *pukpuk stetoskop*

My Impresssion (How Did It Affect Me)
Saya menikmati film ini sejak awal hingga akhir. Bahkan sejak awal film ini dibuka dengan adegan medis ala-ala sinetron khas Indonesia. Porsi romance-nya pas. Porsi komedinya juga tepat. Dan porsi medisnya juga tidak berlebihan menampilkan kehidupan para koass yang kadang lelah, bikin stress, tapi juga penuh kedodolan meski ya rada lebay sih.

Alasan lain saya menikmati film ini adalah saya seperti kembali mengulang masa pendidikan dulu. Saat-saat jaga malam dan besoknya harus menjalani koass lagi dengan mata ngantuk. Perasaan ketika jaga malam berdoa supaya jangan ada pasien agar bisa tidur nyenyak agar sewaktu koass keesokan harinya bisa tampil segar. Perasaan ketika kehilangan pasien pertama kali. Dan perasaan ketika ada teman yang suka buang badan, dia yang melakukannya namun kita yang menanggung akibatnya.

The Reason You Must Watch This
- kalau kamu ingin tahu bagaimana kehidupan koass di rumah sakit.
- kalau kamu ingin menonton film dengan tindakan medis yang benar dan tidak nyeleneh ala sinetron Indonesia.
- kalau kamu ingin bernostalgia dengan kehidupan koass.

Trailer Catatan Dodol Calon Dokter





1 comment:

  1. letak infus yang memang pada tempatnya (penting ya ini, jangan kayak buku tetangga itu... hahahah)

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...