Judul : Red At Night
Sub Judul : -
Serial : Harlequin More Than Words
Penulis : Katie McGarry
Penerbit : Harlequin Teens
Tahun Terbit : April 2014 (pertama kali terbit pada April 2014)
Tebal : 100 halaman
eISBN : 9781460317921
Genre : Young Adult
Format : ebook
Status : -
Periode Baca : 12/05/2014 - 12/05/2014
Review
Suatu malam ketika mengendarai mobilnya, Jonah Jacobson mengalami kejadian yang akan mengubah hidupnya. Ia mengalami kecelakaan dan seorang pengemudi meregang nyawa dihadapannya. Sejak kejadian tersebut Jonah sering datang ke pemakaman umum dan mengunjungi makam si korban meski ia sama sekali tak mengenal si korban. Di pemakaman itu Jonah bertemu dengan Stella Vaughn. Stella rajin mengunjungi pemakaman umum itu dan menjadi pengunjung tetap makam seorang perempuan yang tak dikenalnya. Pertemuan mereka membawa cerita baru bagi keduanya. Pasalnya, Jonah dan Stella sudah saling mengenal sejak duduk di bangku sekolah dasar. hanya saja mereka saling menghindar, hidup di dunia yang berbeda, dan tak pernah menunjukkan tanda-tanda saling mengenal.
Sepanjang masa sekolahnya, Stella selalu menjadi bahan bully-an teman-teman sekolahnya. Salah satu yang paling getol mem-bully-nya adalah Cooper, sahabat Jonah. Jonah meski tak pernah secara langsung ikut mem-bully Stella namun ia ikut tertawa bersama yang lain ketika Stella dipermalukan. Bully-an itu semakin parah ketika mereka duduk di bangku SMU karena Stella diketahui tinggal bersama seorang penari striptease.
Bagi Jonah, pemakaman merepresentasikan ketidakmampuannya menolong sang korban yang akhirnya meninggal dunia. Bagi Stella, pemakaman adalah satu-satunya hal yang konstan, tak pernah berubah ketika keadaan berubah di sekililing Stella. Berdua mereka menemukan pemahaman atas kondisi masing-masing. Lama kelamaan kedekatan mereka menimbulkan rasa cinta diantara keduanya. Meski Jonah secara terang-terangan menaruh hati pada Stella namun Stella takut untuk merasakan hal yang sama. Ia punya alasan untuk tak pernah percaya pada cinta. Lagi pula hidup bersama seorang penari striptease dan menjadi bahan gunjingan sudah cukup memusingkan. Tak perlu lagi ditambah urusan cinta.
Stella bukanlah gadis biasa. Hobinya ke pemakaman sudah menunjukkan ada yang beda dari dirinya. Dan.. lokasi kencan bersama Jonah pun bukan sembarang lokasi. Stella membawa Jonah ke sebuah yayasan yang membantu anak-anak kurang mampu. Jonah semakin jatuh hati pada Stella ketika mengetahui hidup Stella yang serba kekurangan namun ia masih mau memberikan apa yang dimilikinya untuk membantu orang lain yang lebih tak mampu darinya.
Tapi menjalin hubungan dengan Stella dan memamerkan hubungan mereka di hadapan seisi sekolah adalah dua hal yang berbeda. Hubungannya dengan Stella sama pentingnya dengan persahabatan sejak masa kecil Jonah dengan Cooper. Jonah pun harus memilih salah satu dari keduanya karena tak mungkin keduanya berjalan beriringan
My Though
Red At Night adalah sebuah novella dari Katie McGarry sebagai bentuk dukungan McGarry terhadap program Harlequin More Than Words. Berhubung ini adalah sebuah novella maka tak banyak intrik ataupun variasi cerita yang bisa diharapkan dari novella ini. Tapi novella ini punya peluang besar untuk dijadikan sebuah buku tunggal bahkan bisa dibuat berseri karena kisah cinta Cooper dengan adik Jonah pun cukup menjanjikan.
Harlequin More Than Words adalah program anugerah tahunan dari penerbit Harlequin sejak tahun 2004 dimana Harlequin's More Than Words Award diberikan kepada beberapa orang perempuan yang memiliki keberanian dan visi untuk membantu masyarakat dalam meraih kehidupan yang lebih baik. Setiap tahunnya sejak tahun 2011, 3 orang penulis best-seller Harlequin mendapat kehormatan untuk menulis sebuah novella yang terinspirasi oleh perjuangan para wanita tersebut.
Red At Night didedikasikan untuk Nikki Berti, founder Goodie Two Shoes Organization dimana program tersebut memberikan sepatu kepada anak-anak kurang mampu sejak berusia baru lahir hingga berumur 21 tahun. Sepatu yang diberikan bukanlah sembarang sepatu namun sepatu tersebut harus sesuai dengan ukuran kaki si anak penerima dan si anak penerima diberikan keleluasaan untuk memilih model atau warna sepatu sesuai keinginannya.
What I Loved
What I Didn't Loved
Rate
@ Medan
12052014
Status : -
Periode Baca : 12/05/2014 - 12/05/2014
Blurb : In Red at Night, Stella and Jonah are total opposites. She's the girl with purple hair from the wrong part of town. He's a high school senior who hangs with the cool crowd. Until a car accident leaves him haunted by guilt, and Jonah starts spending time at Stella's favorite refuge the local cemetery. Stella knows she should keep her distance—after all, she spent her girlhood being bullied by Jonah's friends. Once he's sorted out his tangled emotions, Jonah won't have time for her anymore. Too bad she's already fallen for him .
Review
Suatu malam ketika mengendarai mobilnya, Jonah Jacobson mengalami kejadian yang akan mengubah hidupnya. Ia mengalami kecelakaan dan seorang pengemudi meregang nyawa dihadapannya. Sejak kejadian tersebut Jonah sering datang ke pemakaman umum dan mengunjungi makam si korban meski ia sama sekali tak mengenal si korban. Di pemakaman itu Jonah bertemu dengan Stella Vaughn. Stella rajin mengunjungi pemakaman umum itu dan menjadi pengunjung tetap makam seorang perempuan yang tak dikenalnya. Pertemuan mereka membawa cerita baru bagi keduanya. Pasalnya, Jonah dan Stella sudah saling mengenal sejak duduk di bangku sekolah dasar. hanya saja mereka saling menghindar, hidup di dunia yang berbeda, dan tak pernah menunjukkan tanda-tanda saling mengenal.
Sepanjang masa sekolahnya, Stella selalu menjadi bahan bully-an teman-teman sekolahnya. Salah satu yang paling getol mem-bully-nya adalah Cooper, sahabat Jonah. Jonah meski tak pernah secara langsung ikut mem-bully Stella namun ia ikut tertawa bersama yang lain ketika Stella dipermalukan. Bully-an itu semakin parah ketika mereka duduk di bangku SMU karena Stella diketahui tinggal bersama seorang penari striptease.
Bagi Jonah, pemakaman merepresentasikan ketidakmampuannya menolong sang korban yang akhirnya meninggal dunia. Bagi Stella, pemakaman adalah satu-satunya hal yang konstan, tak pernah berubah ketika keadaan berubah di sekililing Stella. Berdua mereka menemukan pemahaman atas kondisi masing-masing. Lama kelamaan kedekatan mereka menimbulkan rasa cinta diantara keduanya. Meski Jonah secara terang-terangan menaruh hati pada Stella namun Stella takut untuk merasakan hal yang sama. Ia punya alasan untuk tak pernah percaya pada cinta. Lagi pula hidup bersama seorang penari striptease dan menjadi bahan gunjingan sudah cukup memusingkan. Tak perlu lagi ditambah urusan cinta.
Stella bukanlah gadis biasa. Hobinya ke pemakaman sudah menunjukkan ada yang beda dari dirinya. Dan.. lokasi kencan bersama Jonah pun bukan sembarang lokasi. Stella membawa Jonah ke sebuah yayasan yang membantu anak-anak kurang mampu. Jonah semakin jatuh hati pada Stella ketika mengetahui hidup Stella yang serba kekurangan namun ia masih mau memberikan apa yang dimilikinya untuk membantu orang lain yang lebih tak mampu darinya.
Tapi menjalin hubungan dengan Stella dan memamerkan hubungan mereka di hadapan seisi sekolah adalah dua hal yang berbeda. Hubungannya dengan Stella sama pentingnya dengan persahabatan sejak masa kecil Jonah dengan Cooper. Jonah pun harus memilih salah satu dari keduanya karena tak mungkin keduanya berjalan beriringan
My Though
Red At Night adalah sebuah novella dari Katie McGarry sebagai bentuk dukungan McGarry terhadap program Harlequin More Than Words. Berhubung ini adalah sebuah novella maka tak banyak intrik ataupun variasi cerita yang bisa diharapkan dari novella ini. Tapi novella ini punya peluang besar untuk dijadikan sebuah buku tunggal bahkan bisa dibuat berseri karena kisah cinta Cooper dengan adik Jonah pun cukup menjanjikan.
Harlequin More Than Words adalah program anugerah tahunan dari penerbit Harlequin sejak tahun 2004 dimana Harlequin's More Than Words Award diberikan kepada beberapa orang perempuan yang memiliki keberanian dan visi untuk membantu masyarakat dalam meraih kehidupan yang lebih baik. Setiap tahunnya sejak tahun 2011, 3 orang penulis best-seller Harlequin mendapat kehormatan untuk menulis sebuah novella yang terinspirasi oleh perjuangan para wanita tersebut.
Red At Night didedikasikan untuk Nikki Berti, founder Goodie Two Shoes Organization dimana program tersebut memberikan sepatu kepada anak-anak kurang mampu sejak berusia baru lahir hingga berumur 21 tahun. Sepatu yang diberikan bukanlah sembarang sepatu namun sepatu tersebut harus sesuai dengan ukuran kaki si anak penerima dan si anak penerima diberikan keleluasaan untuk memilih model atau warna sepatu sesuai keinginannya.
What I Loved
- Stella Vaughn. Rambutnya yang diwarnai ungu cerah, tingga bersama seorang penari striptease, ayah yang menelantarkannya membuat Stella tak pernah yakin kalau hidup akan berpihak kepadanya. Ia selalu bersikap rasional dalam menjalankan hidup termasuk ketika memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah karena ia harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Yang patut dikagumi dari sosok Stella selain keberaniannya mengunjungi pemakaman umum ketika memiliki waktu luang adalah tekadnya untuk mampu hidup mandiri di usia yang terbilang masih muda.
- Jonah Jacobson. Meski kejadian tabrakan yang dialaminya membuat Jonah terus dihantui perasaan bersalah, namun hal yang membuat Jonah bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi adalah ketika ia membantu Stella mengukur kaki anak-anak kurang mampu agar mereka mendapat sepatu yang tepat. Disitu Jonah sadar, ia memang sering mengabaikan orang-orang (termasuk Stella) yang membutuhkan uluran tangan dan sering dipermalukan karena kondisi mereka.
- Point of View. PoV diambil dari 2 sudut pandang Stella dan Jonah yang memungkinkan pembaca lebih memahami isi pikiran masing-masing tokoh.
- Judul. Red At Night sebenarnya menunjukkan keadaan langit ketika malam hari yang menandakan keesokan hari tidak akan ada badai yang terjadi. Jika merujuk pada cerita, Red At Night berarti bahwa keadaan atau kondisi buruk atau menyedihkan yang dialami seseorang tidak akan selamanya bertahan. Akan ada waktunya hal-hal baik akan datang jika kita memang mau berusaha memperbaiki kondisi buruk yang kita alami demi hidup yang lebih baik lagi.
What I Didn't Loved
- Covernya. Covernya memang didominasi oleh warna orange bercampur merah yang sesuai dengan judulnya. Tapi buat saya kedua model baik cowok dan ceweknya kurang menampilkan sosok Jonah dan Stella. Seperti ada kurang tepat.
- Kisah cinta Jonah - Stella. Sebenarnya kisah cinta mereka sudah cukup sempurna. Tidak ada insta-love. Semuanya berjalan pelan dengan langkah-langkah yang berjenjang. Tapi masalahnya, masa sih di novella yang tipis begini sempat-sempatnya ada adegan hubungan intim diantara mereka. Akan lebih bagus lagi kalau seandarinya tidak ada adegan tersebut. Endingnya juga kurang greget bagi saya.
Rate
- 1 untuk Stella dan Jonah
- 1 untuk gaya penulisan Katie McGarry
- 1 untuk Goodie Two Shoes Organization (klik linknya jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang organisasi tersebut)
@ Medan
12052014
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.