Judul : 3600 Detik
Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Charon
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Mei 2013 (terbit pertama pada Mei 2008)
Tebal : 200 halaman
ISBN : 978-979-22-9530-6
Genre : Young Adult
Format : Paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 19/04/2014 - 23/05/2014
Oke! Ini buku yang pasti remaja banget. Malah kalau dari segi ceritanya lebih tepat untuk anak-anak SMP mengingat sekarang ini biasanya anak-anak SMU konsumsi bacaannya sudah sedikit lebih dewasa seperti adanya adegan ciuman, pelukan, de el el. Sementara untuk buku ini? Bersih dari adegan-adegan tersebut. Tentang karakter Sandra dan Leon, karakter mereka standar saja. Sandra itu cewek berandalan yang kecewa berat pada orang tuanya sedangkan Leon, the golden boy yang 180 derajat berbeda dari Sandra. Lantas mereka menemukan kenyamanan pada sosok masing-masing.
Yang mengganggu saya dalam buku ini adalah penggunaan tanda seru yang overdose dalam buku ini. Lazimnya tanda seru digunakan dalam percakapan untuk menegaskan maksud/tujuan atau menunjukkan emosi kemarahan si tokoh. Tapi di buku ini hampir setiap kalimat menggunakan tanda seru. Ujung-ujungnya saya sebagai pembaca merasa capek dan bingung untuk memahami emosi si tokoh. Bayangkan begini : Maksud si tokoh itu menasehati seseorang dengan lemah lembut atau hanya sekedar mengobrol biasa namun malah terasa diucapkan dengan nada keras/nada marah karena adanya tanda seru diakhir kalimat. Contohnya nih :
Jadi terdengar seperti dua orang yang sedang perang mulut kan dengan semua tanda seru itu?!?
Keberatan kedua adalah adegan dimana Leon melarang perawat masuk ke kamar dimana mama Sandra dirawat inap karena di dalam kamar itu sedang terjadi pembicaraan serius antara ibu dan anak untuk yang pertama kalinya. Dan begonya, si perawat pun mematuhi larangan si Leon. Dimana-mana RS tuh mana ada paramedis/medis tidak jadi masuk ke kamar rawat inap hanya karena dilarang oleh kerabat/keluarga si pasien. Kecuali yang dirawat itu petinggi negara atau orang terkenal, itu pun biasanya juga gak segitu kalinya. Kalau sibuk dilarang-larang kapan pekerjaan paramedis bisa kelar? Dan.. kalau bisa dilarang, mana ada ceritanya bisa kejadian ketahuan si pasien dan istrinya sedang beradegan uhuk-ihik-ehem di kamar rawat inap di sebuah rumah sakit sampe si pasien merasa malu lalu minta pulang paksa dari RS #kejadiannyata #tapiyangnulisinibukanpelakunya #jugabukantenagamedis/paramedisnya
Rate
Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Charon
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Mei 2013 (terbit pertama pada Mei 2008)
Tebal : 200 halaman
ISBN : 978-979-22-9530-6
Genre : Young Adult
Format : Paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 19/04/2014 - 23/05/2014
Blurb : Sandra sangat terpukul ketika orangtuanya bercerai... Dan hatinya semakin sakit ketika ayahnya memutuskan ia harus tinggal bersama ibunya, yang selama ini tak pernah dekat dengannya. Kemarahan yang menggelora menjadikan Sandra remaja yang bandel. Berulang kali ia dikeluarkan dari sekolah karena kenakalannya di luar batas. Akhirnya ibunya memutuskan untuk pindah kota. Mungkin suasana dan lingkungan baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun di sekolahnya yang baru ini Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya dikeluarkan lagi. Ia bertekad akan membuat ulah agar para guru tak tahan terhadapnya. Namun ia salah perkiraan. Pak Donny sangat sabar menghadapinya. Wali kelasnya itu berpendapat, mengeluarkan Sandra berarti menuruti keinginan anak bandel ini. Namun, lambat laun Sandra berubah. Orangtua maupun gurunya heran. Mereka yakin, Leon-lah yang membuat gadis itu berubah. Mereka juga bertanya-tanya kenapa Leon bisa bersahabat dengan Sandra, sementara murid-murid yang lain justru menjauhi gadis urakan itu. Apa yang membuat Leon tertarik padanya, padahal keduanya bagaikan langit dan bumi? Leon anak rumahan yang manis, bintang pelajar, sopan, tekun... berbeda 180 derajat dari Sandra....Review
Perceraian orang tuanya membuat Sandra kecewa berat. Kekecewaan itu makin bertambah ketika hak asuh Sandra jatuh ke tangan ibunya, padahal selama ini Sandra paling dekat dengan papanya. Untuk melampiaskan rasa sakit hatinya Sandra memutuskan untuk berontak pada mama. Ia mulai suka bolos sekolah, merokok, mencontek saat ujian, dan mengecat rambutnya dengan warna merah menyala. Berbagai macam kenalan yang dilakukannya di sekolah membuat pihak sekolah berang dan mengeluarkan Sandra dari sekolah.
Di rumah, berbagai petuah mama hanya dianggap angin lalu bagi Sandra. Ia pun sering bertengkar dengan mama. Tapi Mama tak menyerah. Ia tetap berusaha menasehati Sandra dan memindahkan Sandra ke sekolah yang baru agar Sandra tetap dapat bersekolah. Hal ini semakin membuat Sandra benci pada Mama. Apalagi Mama memutuskan untuk pindah kota dan memasukkan Sandra kembali ke sekolah baru.
Di sekolah baru rencana Sandra tetap tak berubah. Ia masih merencanakan agar dalam waktu 2 minggu ia dikeluarkan dari sekolah akibat kenakalannya. Sayang kali ini Sandra mendapat hambatan. Pak Doni, wali kelas barunya bertekad mempertahankan Sandra di sekolah itu dan menghukum kenakalan Sandra dengan cara tak biasa. Hukuman pertama yang didapatkan Sandra adalah ia wajib membersihkan toilet sekolah yang super bau. Tentu saja Sandra keberatan dan berniat untuk mangkir dari hukumannya. Tapi Leon melarang Sandra untuk mangkir dari tugasnya.
Siapa Leon?
Leon itu teman baru Sandra di sekolah. Cowok itu berbeda 180 derajat dari Sandra. Ia bintang pelajar, anak baik, kesayangan orang tua dan guru. Entah kenapa Sandra justru patuh pada perkataan-perkataan Leon. Sebagian karena ia merasa perkataan-perkataan Leon masuk akal sebagian lagi karena ia kalah taruhan dari Leon.
Ketika Sandra mulai merubah penampilannya dan kembali mengecat rambutnya dengan warna hitam, tidak lagi berpakaian urakan di sekolah, tidak lagi bolos sekolah dan nilainya juga mulai membaik, saat itulah Leon tega meninggalkannya lewat sepucuk kartu pos sebagai tanda perpisahan.
My Thought
Oke! Ini buku yang pasti remaja banget. Malah kalau dari segi ceritanya lebih tepat untuk anak-anak SMP mengingat sekarang ini biasanya anak-anak SMU konsumsi bacaannya sudah sedikit lebih dewasa seperti adanya adegan ciuman, pelukan, de el el. Sementara untuk buku ini? Bersih dari adegan-adegan tersebut. Tentang karakter Sandra dan Leon, karakter mereka standar saja. Sandra itu cewek berandalan yang kecewa berat pada orang tuanya sedangkan Leon, the golden boy yang 180 derajat berbeda dari Sandra. Lantas mereka menemukan kenyamanan pada sosok masing-masing.
Yang mengganggu saya dalam buku ini adalah penggunaan tanda seru yang overdose dalam buku ini. Lazimnya tanda seru digunakan dalam percakapan untuk menegaskan maksud/tujuan atau menunjukkan emosi kemarahan si tokoh. Tapi di buku ini hampir setiap kalimat menggunakan tanda seru. Ujung-ujungnya saya sebagai pembaca merasa capek dan bingung untuk memahami emosi si tokoh. Bayangkan begini : Maksud si tokoh itu menasehati seseorang dengan lemah lembut atau hanya sekedar mengobrol biasa namun malah terasa diucapkan dengan nada keras/nada marah karena adanya tanda seru diakhir kalimat. Contohnya nih :
Leon tertawa. "Dokter bilang aku hanya perlu dirawat satu hari saja. Cuma perlu diinfus saja kok. Jadi, ceritakan tentang pementasanmu. Sukses nggak?"
Sandra duduk di samping Leon. "Yah, bisa dibilang begitu!"
"Aku benar-benar berharap aku bisa menyaksikan akting perdanamu!" kata Leon menyesal.
"Kau tidak kehilangan banyak kok!" kata Sandra pelan.
"Berhubung kau sudah di sini, bagaimana kalau kau memerankan salah satu adegan dalam dramamu!"
Sanda menggeleng. "Lebih baik tidak!"
"Mengapa? Ayolah, aku tidak akan mengkritikmu! Kau takut apa? Kan sekarang penontonnya cuma aku!"
Sandra mempertimbangkan selama beberapa waktu. "Baiklah!" katanya. "Tapi janji kau tidak akan protes!"
"Aku janji!"
Jadi terdengar seperti dua orang yang sedang perang mulut kan dengan semua tanda seru itu?!?
Keberatan kedua adalah adegan dimana Leon melarang perawat masuk ke kamar dimana mama Sandra dirawat inap karena di dalam kamar itu sedang terjadi pembicaraan serius antara ibu dan anak untuk yang pertama kalinya. Dan begonya, si perawat pun mematuhi larangan si Leon. Dimana-mana RS tuh mana ada paramedis/medis tidak jadi masuk ke kamar rawat inap hanya karena dilarang oleh kerabat/keluarga si pasien. Kecuali yang dirawat itu petinggi negara atau orang terkenal, itu pun biasanya juga gak segitu kalinya. Kalau sibuk dilarang-larang kapan pekerjaan paramedis bisa kelar? Dan.. kalau bisa dilarang, mana ada ceritanya bisa kejadian ketahuan si pasien dan istrinya sedang beradegan uhuk-ihik-ehem di kamar rawat inap di sebuah rumah sakit sampe si pasien merasa malu lalu minta pulang paksa dari RS #kejadiannyata #tapiyangnulisinibukanpelakunya #jugabukantenagamedis/paramedisnya
Rate
- 1 untuk 3600 detik Leon yang sangat berharga
@ Medan
24052014
jadi maksud 3600 detik itu apa mak? si Leonnya sakit?
ReplyDeleteWHUT?? Satu bintang? Ehem, halo Kak Putri, aku engga nyangka kakak ngasih satu bintang untuk novel ini -__- aku pertama kali baca novel ini sih lewat e-book, tapi yaah karena novel lokal selalu jarang ada ebook, (kalau ada pun kayaknya enggak lengkap ya halamannya, kepotong-potong) jadinya enggak kelar deh baca novel ini. Terus filemnya pun aku juga ga selesai nontonnya. Padahal temen temen yang udah nonton menggembor gemborkan kalau ceritanya bagus. penasaran sih, tapi rasanya males banget buat mulai baca atau nonton lagi, hehee.. Mm jadi intinya gapapa sih buat Kak Putri ngasih satu bintang doang, hahaha
ReplyDeleteMenurutku versi novelnya biasa-biasa saja, terlalu ngeflat dan nggak bikin ngefeel, kalau segi cerita sih, saya lumayan suka XD
ReplyDeleteNovel ini adalah novel pertama yang membuat saya menangis, kisah persahabatan yang sangat mengharukan antara Leon dan Sandra. Awalnya saya membaca novel karena ada tugas B.Indonesia, dan tetangga saya kebetulan punya beberapa novel diantaranya yaitu novel 3600 detik, saya menghabiskan novel ini hanya setengah hari dan semenjak itu saya senang membaca novel. karya Charon ini memang patut diacungi jempol :D
ReplyDelete