Sub Judul : -
Serial : Konstelasi Rindu #1
Penulis : Farah Hidayati
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : November 2013 (pertama kali terbit pada November 2013)
Tebal : 352
ISBN : 9786020300122
Genre : New Adult
Format : ebook
Status : pinjam di iJakarta
Blurb : Akhirnya Rindu Vanilla menyandang status mahasiswa arsitektur. Ia akan belajar mendesain bangunan menakjubkan seperti Menara Eiffel, atau gedung pertunjukan seperti Sydney Opera House, atau taman buatan Gaudi, mungkin juga mendesain barisan pencakar langit yang menghutan di New York City, atau mal, atau... rumah, tentu saja. Untuk seseorang yang ia kasihi.
Namun di hari pertama kuliah, ia sadar menjadi arsitek tidak semudah yang dibayangkan. Berkutat dengan garis lurus selama seminggu penuh, lembur hanya untuk mengarsir, bukan bagian dari impian indahnya.
Menjadi arsitek juga menjadi impian Djo, Bening, Langit, Sherin, dan Saras. Bersama-sama mereka menjadi bagian dari konstelasi Rindu dalam menjalani kehidupan kampus. Bagaimana mereka belajar memaknai setarik garis yang menghubungkan impian mereka masing-masing?
Review
Rindu Vanilla aka. Rindu membohongi Abah dengan mengatakan kalau ia kuliah Arsitektur di Surabaya. Tapi sesungguhnya Rindu kuliah di Universitas Mayapada di Yogyakarta. Ada alasan khusus kenapa Rindu berbuat seperti itu, ibu Rindu mengalami koma selama bertahun-tahun dan kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Mayapada. Abah tidak menyetujui permintaan Rindu untuk kuliah di Yogyakarta tapi Rindu ngotot dan membohongi Abah.
Di kampus barunya Rindu bertemu dengan beragam mahasiswa. Tapi di hari pertamanya kuliah ia sudah menaruh perhatian pada Langit, si cowok berkacamata belang ala kucing hutan. Rindu juga bertemu dengan Devlin aka. Djo yang easy going, Saras calon pacar Langit, Sherin yang rada narsis dan Bening, sahabat Rindu sejak SMA dan teman satu kos Rindu.
Ternyata kuliah di Arsitektur tidak gampang. Kuliahnya sangat melelahkan, peralatan yang digunakan harganya luar biasa mahal, dan jam-jam belajar hingga larut malam hingga menjelang pagi. Di tengah-tengah padatnya jadwal kuliah, Rindu rajin mengunjungi ibunya di rumah sakit sambil membawa sketsa rumah putih idaman Rindu untuk ditunjukkan pada ibunya.
Berawal dari hilangnya agenda merangkap dompet milik Rindu, yang ternyata ada di tangan Langit, kisah hidup Rindu dimulai. Rindu harus belajar jadi pembohong ketika tiba-tiba Abah menemukannya berada di Malioboro sedang menggambar sesuatu. Harus belajar jadi cewek matre ketika tiba-tiba uang kiriman Abah berkurang hingga setengah dari jumlah biasanya, padahal sebagian besar uang itu harus dibelikan peralatan menggambar. Dan belajar menghadapi tatapan simpati teman-teman sekampus saat mereka tahu keadaan ibu Rindu.
My Thought
Ada pelajaran penting banget yang bisa dipetik dari buku ini : JANGAN PERNAH SEKALIPUN BERBOHONG ATAU KEBOHONGAN ITU AKAN BERTAMBAH TERUS MENERUS. Dan itulah yang dialami oleh Rindu. Ia harus terus berbohong pada Abah. Tapi tidak selamanya tingkah Rindu semenyebalkan itu. Bahkan sebenarnya Rindu tidak menyebalkan kecuali urusan dengan Abah.
Rindu tidak munafik. Dia sadar kalau dirinya salah dengan membohongi Abah, atau ketika dia merasa seperti cewek murahan karena dekat dengan cowok supaya bisa dibayarin makan karena dirinya harus hemat gila-gilaan. Dia juga suka mengkoreksi diri sendiri ketika ternyata yang selama ini hal diyakini atau yang didengarnya salah. Contohnya saat ternyata Sherin itu tidak semenyebalkan seperti yang diomongin oleh teman-teman yang lain.
Untuk urusan kisah cintanya sejujurnya agak kurang nendang. Kurang romantis. Kurang mengigit gitulah. Tapi lewat buku ini pembaca, khususnya yang pengen atau penasaran kuliah di Arsitektur buku ini banyak bercerita tentang kehidupan perkuliahan di Arsitektur. Jadi penasaran pengen baca lanjutan buku ini. Bukan tentang Rindu melainkan tentang teman-teman Rindu yang lain.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.