Wednesday 22 February 2017

BBI Share The Love : 10 Novel Thriller/Misteri Indonesia Ini Nggak Kalah Keren Dibandingkan Karya Penulis Luar


Hai... postingan kedua nih dari Frida. Kali ini Frida akan bercerita tentang novel thriller / misteri karya penulis lokal yang dijamin nggak kalah serunya dari karya penulis luar. Baca yuk tulisan dari Frida..

------------------------------------------------------

10 Novel Thriller/Misteri Indonesia Ini Nggak Kalah Keren Dibandingkan Karya Penulis Luar

Genre thriller dan misteri sering banget tumpang-tindih dalam satu buku. Saya punya pemahaman, dibantu penjelasan dari Goodreads, kalau perbedaan keduanya begini: thriller, suatu teror atau semacamnya sedang terjadi dan tokoh utama berusaha menghadapinya. Sementara itu, di genre misteri, suatu kasus telah terjadi dan tokoh utama, biasanya semacam detektif, berusaha untuk memecahkan kasus tersebut. Tapi, mungkin kamu sering menjumpai kisah detektif yang diteror pelaku saat berusaha memecahkan kasus. Inilah salah satu contoh munculnya thriller-misteri.

Barangkali kamu seperti saya, sejak remaja kadung akrab dengan novel thriller/misteri karya penulis luar negeri, seperti seri Lima Sekawan, Trio Detektif, Pasukan Mau Tahu, Kalle Blomkvist-nya Astrid Lindgren, Sherlock Holmes, novel Agatha Christie, seri Fear Street-nya R. L. Stine. Lantas bertanya-tanya, ada nggak, sih, novel thriller/misteri yang bagus, karya penulis Indonesia? Nah, berikut ini adalah beberapa rekomendasi dari saya. Tentunya masih banyak yang lain yang belum saya baca, jadi jangan ragu untuk menambahkan di kolom komentar ^^


1. Seruak - Vinca Callista

Resensi saya bisa dibaca di sini.

Novel ini berjenis kelamin psychological thriller. Novel ini bercerita tentang sekelompok mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN di Desa Angsawengi, Jawa Barat. Kemudian kejadian-kejadian yang bikin mereka merasa diteror pun terjadi. Hingga salah satu di antara mereka menemukan petunjuk-petunjuk yang mengarah ke salah satu dari mereka sebagai dalangnya. Satu per satu mahasiswa itu tewas dengan cara yang aneh. (Beberapa bikin saya mengernyit karena seperti terlalu dipaksakan.) Pembaca mungkin akan merasa dipermainkan oleh sudut pandang tokoh "saya".


2. Harimau! Harimau! - Mochtar Lubis

Saya membaca novel klasik ini saat masih di pelosok Lampung. Setelah baca, suatu malam saya bersama dua orang teman berjalan kaki sekitar 2 jam ke desa sebelah. Ketika melewati jalan yang kiri-kanannya perkebunan, saya tiba-tiba merasa merinding, jangan-jangan ada harimau sedang mengintai. Ya, segitu menegangkannya nuansa yang dibangun Mochtar Lubis dalam novel tipis ini. Kondisi mental para tokohnya--sekelompok pencari damar di hutan--pun digambarkan dengan baik. Masing-masing pernah melakukan dosa yang tak terucapkan, tapi dosa siapakah yang membuat harimau itu mengejar-ngejar mereka terus? Berlokasi di hutan Sumatera Barat (mohon koreksi kalau saya salah), dan adegan sering berlangsung di malam hari, nuansa novel ini suram.


3. Satin Merah - Brahmanto Anindito dan Rie Yanti

Resensi saya bisa dibaca di sini.

Sejak memutuskan untuk mengikuti sebuah lomba karya tulis, Nadya, seorang murid SMA yang ambisius, tertarik untuk menulis tentang sastra Sunda. Ia kemudian berguru pada beberapa tokoh sastra Sunda. Nadya sering mengalami fenomena "energi putih", yang menandai bahwa ia sudah mewarisi ilmu-ilmu seseorang setelah ia bertemu dan berguru secara langsung dengan orang. Setelah berguru pada beberapa tokoh sastra Sunda, Nadya pun mewarisi ilmu sastra mereka. Lama-lama Nadya jadi makin berambisi, hingga ia melakukan hal yang mengerikan. Sebenarnya novel ini cukup bagus dari segi thriller-nya, tapi beberapa hal tidak masuk akal bagi saya.


4. The Jacatra Secret - Rizki Ridyasmara

Novel ini memiliki roh setipe dengan The Da Vinci Code. Tampaknya memang sang penulis berambisi menjadikan ini sebagai The Da Vinci Code-nya Indonesia. Dengan tokoh utama John Grant (nah, kenapa tokoh utamanya bukan orang Indonesia saja, ya?), novel ini berusaha membongkar elemen-elemen konspirasi global (freemason, iluminati) yang termaktub dalam arsitektur dan sejarah kota Jakarta. Penulis telah melakukan riset yang mendalam karena dia bisa menuturkan hal-hal terkait itu dengan detail. Namun sayang, narasinya membosankan. Sepertinya lebih bagus kalau ini jadi buku nonfiksi saja.


5. Manjali dan Cakrabirawa - Ayu Utami

Resensi saya bisa dibaca di sini.

Novel ini merupakan salah satu dari seri Bilangan Fu. Tokoh utamanya adalah trio kwek-kwek Marja-Yuda-Jati, yang berkeliling Indonesia dan menguak sejarah serta teka-teki berbagai candi. Kali ini, Marja dan Jati bersama arkeolog Perancis, Jacques, meneliti candi Calwanarang. Dibalut romance, sejarah, dan rahasia terpendam masing-masing tokoh, serta usaha memecahkan teka-teki terkait candi, novel misteri ini menarik untuk dibaca. Tapi memang hampir tidak ada unsur thriller-nya, sih.


6. Misteri Patung Garam - Ruwi Meita

Resensi saya bisa dibaca di sini.

Didaulat sebagai Agatha Christie-nya Indonesia, saya membuktikan sendiri kualitas novel detektif Ruwi Meita ini. Ada Kiri Lamari, sang detektif. Ada pembunuhan sadis. Pelakunya menggunakan garam untuk mengawetkan mayat korbannya sehingga jadi patung. Berhasilkan Kiri Lamari mengungkap siapa sang pembunuh di saat dirinya sendiri terancam bahaya? Novel ini barangkali novel detektif lokal terbaik yang pernah saya baca (padahal saya baru baca sedikit sekali novel detektif lokal). Twist-nya cukup nggak tertebak, nuansanya berhasil bikin tegang, filosofi sang pembunuh masuk akal, dan ada humornya.


7. Rahasia Sunyi - Brahmanto Anindito

Satu lagi karya Brahmanto Anindito. Kali ini sang penulis mengambil setting dan budaya Sumatera Barat. Lautan Angkasawan pergi ke daerah Pegunungan Kerinci untuk menyelidiki teka-teki di balik meninggalnya mantan kekasihnya, Kirey Fowler, dalam sebuah kecelakaan di kawasan pegunungan tersebut. Sang ayah, Lachlan Fowler, yang meminta Lautan untuk menyelidiki, dan dia memberikan scrapbook Kirey, yang barangkali berisi petunjuk. Saat mengungkap teka-teki itu, Lautan harus waspada karena nyawanya sendiri terancam. Awalnya, ekspektasi saya cukup tinggi terhadap buku ini. Twist-nya cukup nggak tertebak. Namun sayang sekali, awalnya saya kira ini murni thriller-misteri, tapi ternyata penulis melibatkan unsur gaib. Duh.

8. Rencana Besar - Tsugaeda

Resensi saya bisa dibaca di sini.

Novel ini berpotensi jadi bagus, tapi sayang unsur thriller-nya setengah-setengah. Cenderung agak membosankan malah. Mengingatkan saya akan novel The Firm-nya John Grisham (karena sama-sama ada kaitan dengan pencucian uang dan sama-sama membosankan--tapi jauh lebih membosankan The Firm). Makarim adalah tokoh serupa detektif amatir di sini. Ia harus menyelidiki kasus penggelapan uang Universal Bank of Indonesia (UBI). Kecurigaan mengarah ke tiga orang pegawai UBI. Namun, siapa sangka, ternyata ada orang yang telah merancang itu semua.


9. Konstantinopel, Misteri di Balik Jari Kelingking yang Hilang - Sugha

Resensi saya bisa dibaca di sini.

Ini novel detektif juga. Bima, seorang staf Badan Intelijen Negara (BIN) berusaha mengungkap siapa pembunuh berantai yang setelah membunuh, ia memotong jari kelingking korban. Bima berhasil menelusuri bahwa para korban memiliki satu keterkaitan dengan kata kunci Konstantinopel. Ia harus berpacu dengan waktu sebelum korban berikutnya jatuh. Novel ini cukup bagus, tapi tidak sebagus Misteri Patung Garam.



10. Kahve - Yuu Sasih

Resensi saya bisa dibaca di sini.

Dalam novel ini saya berkenalan dengan seni meramal menggunakan ampas kopi. Saya juga berkenalan dengan Kencana, yang berusaha menemukan alasan meninggalnya sang kakak, Saras, akibat bunuh diri. Di Jakarta, Kencana bertemu dengan Farran, pemilik sekaligus barista di kedai kopi Black Dreams. Penulis punya style kayak Haruki Murakami, yang demen bikin tokohnya menghilang entah ke mana, dan tidak ada penjelasan lanjut. Yuu Sasih pun membuat Farran pergi entah ke mana, dan bikin saya gemas saking penasaran dan cuma bisa berspekulasi berdasarkan ramalan terakhirnya yang berupa pohon yew. Novel ini cocok sekali dibaca sambil minum kopi, sambil baca Lukisan Dorian Gray, sambil dengerin musik La Campanella, dan nonton kartun Night on the Galactic Railroad.



-----------------------------------------

Wah... karena thriller / misteri bukan genre favorit saya, jadi saya asing banget dengan judul-judul yang diberikan Frida. Tapi... dari sinopsis yang diberikan, sepertinya banyak serunya nih buku-buku yang diberikan Frida.



2 comments:

  1. Sama, aku pun merasa asing dengan beberapa judul diatas. Yang pernah kulihat berseliweran itu Misteri Patung Garam dan Seruwak. Mesti lebih rajin baca :D haha

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...