Monday 21 July 2014

#155 Tangled #1 - Tangled by Emma Chase

Memposting review buku ini memang sepertinya kurang tepat dilakukan pada bulan puasa seperti ini. Tapi ya... sebenarnya buku ini sudah cukup lama saya baca. Hanya baru saat ini saja saya buat reviewnya. Jadi.. gak papa ya kalau saya posting review buku ini.... ;)

Judul : Tangled
Sub Judul : -
Serial : Tangled #1
Penulis : Emma Chase
Penerbit : Omnific Publishing
Tahun Terbit : May 2013 (pertama kali terbit pada 2013)
Tebal : 223 halaman 
ISBN : 29400016469942
Genre : Erotica Romance

Format : ebook
Status : -
Periode Baca : 21/05/2014 - 02/06/2014

Blurb :Drew Evans is a winner. Handsome and arrogant, he makes multimillion dollar business deals and seduces New York’s most beautiful women with just a smile. He has loyal friends and an indulgent family. So why has he been shuttered in his apartment for seven days, miserable and depressed? He’ll tell you he has the flu. Katherine Brooks is brilliant, beautiful and ambitious. She refuses to let anything - or anyone - derail her path to success. When Kate is hired as the new associate at Drew’s father’s investment banking firm, every aspect of the dashing playboy’s life is thrown into a tailspin. The professional competition she brings is unnerving, his attraction to her is distracting, his failure to entice her into his bed is exasperating. Then, just when Drew is on the cusp of having everything he wants, his overblown confidence threatens to ruin it all. Will he be able untangle his feelings of lust and tenderness, frustration and fulfillment? Will he rise to the most important challenge of his life? Can Drew Evans win at love? Tangled is not your mother’s romance novel. It is an outrageous, passionate, witty narrative about a man who knows a lot about women…just not as much as he thinks he knows. As he tells his story, Drew learns the one thing he never wanted in life, is the only thing he can’t live without.


Review

Drew Evans adalah tipikal cowok miliuner, salah satu pemegang tampuk kekuasaan di firma milik ayah dan rekan sang ayah, ganteng, dan sangat menyuai hubungan ONS (One Night Service Stand). Hingga suatu malam Drew melihat seorang cewek cantik di night club langganannya dan berminat merayu cewek tersebut agar mau melakukan hubungan satu malam dengannya. Diluar dugaan cewek tersebut menolak mentah-mentah rayuan Drew dan pergi meninggalkan Drew sendirian. Tapi Drew tidak pernah sendiri. Lepas dari cewek tersebut ia malah mendapati sepasang cewek kembar yang bersedia diajak melakukan one night stand.

Rasa penasaran lah yang membuat Drew tidak bisa melupakan sosok cewek cantik, penuh percaya diri, dan berani menolaknya. Biasanya mana ada cewek yang nggak luluh melihat Drew. Hingga kemudian di kantor Drew diperkenalkan oleh seorang partner kerjanya yang baru bernama Katherine Brooks. Iya, cewek yang membuatnya penasaran hingga terbawa mimpi itu muncul di kantornya sebagai pegawai baru.

Meski punya hobi berganti-ganti pasangan, Drew punya satu peraturan ketat yang dipatuhinya hingga kini. Ia tidak akan mengajak para karyawan di kantornya untuk berkencan dengannya. Baginya urusan kantor tetaplah berada di kantor. Dan sebisa mungkin ia memilah-milah antara urusan pribadi dan kantor karena kedua hal tersebut tidak bisa dijadikan satu. Dan Katherine membuatnya goyah ingin melanggar peraturan tersebut. Sebenarnya tak hanya menjadi karyawan di kantor Drew, ada alasan lain mengapa Drew tak boleh mengusik Katherine. Ia sudah bertunangan dengan pacar sejak jaman SMU yang kini berprofesi sebagai musisi.

Klien yang sama menyebabkan hubungan Drew dan Katherine semakin dekat. Hingga akhirnya mereka tidur bareng yang langsung disesali Katherine. Drew sih tidak pernah menyesali hal tersebut. Dia malah ketagihan ._.

Sebuah kesalahpahaman membuat hubungan mereka kembali merenggang. Dan saat itulah Drew menyadari kalau ia bukan mencari hubungan singkat dari Katherine, melainkan ia benar-benar jatuh cinta pada Katherine. Segala hal dilakukan  Drew untuk meluluhkan hati dan merebut kembali Katherine. Tapi Katherine tetap pada pendiriannya. Baginya Drew hanyalah cowok manja kesayangan orangtua dan juga brengsek.

My Thought

Memang dari genrenya sudah ketahuan kalau buku ini bergenre erotica romance. Jadi ya wajar aja ada banyak adegan ranjang yang belum tentu dilakukan diatas ranjang bertebaran dibuku ini.

Tapi.... yang capek saya memikirkannya adalah apa benar kalau cowok itu didalam pikirannya 24 jam sehari semalam itu hanya melulu tentang seks? Apa nggak ada hal lain yang dipikirkan seperti masalah kerjaan gitu? Atau masalah cicilan rumah dan kendraan yang belum lunas? Atau pikiran tentang seks itu punya bagian tersendiri di otak yang tidak bisa diganggu gugat? Jadi meski memikirkan hal lain tapi urusan seks juga terpikirkan gitu? #pertanyaanpenting

Saya suka dengan sosok Katherine di buku ini. Gak lemah. Gak gampang terpesona sama kegantengan dan kekayaannya Drew. Dia tipikal cewek tangguh yang jarang banget bisa ditemuin dibuku-buku bergenre erotica seperti ini.

What I Loved

  • Drew Evans. Ada 2 hal yang saya kagumi dari Drew. Yang pertama itu dia sadar kalau dirinya brengsek dan dia mengakui kalau dia memang brengsek. Jarang loh ada orang yang mau mengakui dirinya brengsek. Dan yang kedua adalah dia punya pemikiran dan perkataan yang quote-able. Gak nyangka juga sih orang (yang ngaku) brengsek gitu bisa punya pemikiran yang quote-able.
  • Katherine Brooks. Kath ini cewek jempolan deh. Dia nggak silau oleh kekayaan dan kegantengan Drew. Dia pekerja keras hingga bisa meraih posisi bergengsi di firma tempatnya bekerja sekarang. Gak cuma mengandalkan kecantikan doang. Dan dia nggak gampang luluh begitu saja oleh permintaan maaf Drew sehingga Drew harus jungkir balik mencari cara agar ia dimaafkan.
  • Bad Word Jar. Bad Word Jar ini adalah toples kepunyaan MacKenzie, keponakan Drew. Jadi cara kerjanya setiap orang yang berada di dekat MacKenzie yang berbicara nggak sopan / kasar / memaki maka orang tersebut harus membayar sejumlah uang kepada MacKenzie untuk kemudian ditabungnya ke dalam toples tersebut. Tarifnya dulu hanya 1 USD per 1 ucapan. Tapi Kath berhasil membujuk MacKenzie untuk menaikkan tarifnya menjadi 10 USD per 1 ucapan dengan alasan inflasi. Padahal hal tersebut karena Kath ingin mengerjai Drew yang sering jadi korban Bad Word Jar milik MacKenzie akibat kebiasaannya memaki sembarang.
  • Cover. Covernya sih lumayan menyejukkan mata dengan melihat jajaran otot six pack di abdomen si model. Saya jadi penasaran dengan penampilan cover terjemahan yang kabarnya akan diterbitkan salah satu penerbit besar di Indonesia.

What I Didn't Loved

Drew Evans. Yup.. ada sisi Drew yang cukup saya kagumi tapi ada banyak sisi pula yang saya jengkel melihatnya. Yang saking jengkelnya jadi pengen nabok dia kalau ketemu. Yang saya tidak sukai dari sifat brengseknya itu adalah :
  • Kebiasaannya gonta-ganti pasangan dan mengganggap dirinya hebat karena hal tersebut. 
  • Terus hal lain yang saya gak sukai itu waktu dia mengganggap The Notebook itu sebagai film gay dan ogah menonton film itu. Tapi pada saat bersamaan katanya ia banyak belajar cara meluluhkan hati Kath dari film itu. 
  • Cara Evans menarik perhatian Kath supaya mau balikan dengannya juga murahan banget, nggak elegan. Cenderung kayak ABG. Bukan seperti cowok yang katanya udah paham cewek luar dalam. Bahkan ABG aja nggak segitu kalinya kecuali para alay ._.
  • Julukan Drew buat adik cewek satu-satunya, Alexandra, itu kasar banget. Bisa-bisanya dia memanggil adiknya dengan sebutan "Bitch". Itu kan kasar banget.

Favorite Quotes
  • Why do women always do this? Why are they so eager to blame themselves when someone treats them like shit? (Drew Evans  - Chapter 8) 
  • When God gave Eve that extra rib, He should have given us something extra too. Like mental telepathy. (Drew Evans - Chapter 12)
  • There are three kinds of males in this world: boys, guys, and men. Boys—like Billy—never grow up, never get serious. They only care about themselves, their music, their cars. Guys—like you—are all about numbers and variety. Like an assembly line, it’s just one one-night stand after another. Then there are men—like Matthew. They’re not perfect, but they appreciate women. (Alexandra - Chapter 23)
Rate 
  • 1 untuk Katherine Brooks
  • 1 untuk MacKenzie
  • 1 untuk Alexandra





@ Medan
03062014

3 comments:

  1. Alexandra bukan adiknya Put, seingatku pernah dipanggil "big sis" kok.
    BTW, mungkin untuk beberapa cowok, mereka emang ada yang mikirnya sex mulu, tapi lebay lah kalau sampai 24 jam (kalau ada cowok yang ngiyain ini, mungkin itu yang ada di impiannya kali :)) )

    Lucunya, banyak yang ga suka buku ke-2 karena POV dari segi Kath. Mungkin sih, ini teory sotoy anyway, mereka lebih suka baca dari POV cowok karena memang mereka ga ngerti pikiran cowok kek gimana. Dan heran juga sih, kenapa PK macam Drew dianggap hot :|

    ReplyDelete
  2. Oh God, ahaha. Tangled! Padahal bukunya udah nangkring manis di rak, masih aja belum dibaca alias ditimbun doang

    Aku agak nggak cocok sama Drew sih, baru baca 2 chapter terus ditinggal. Padahal baca Big Rock (POV cowok) biasa-biasa aja. Mungkin karena Drew jatuhnya 'songong' bukan lucu kayak Spencer. Tapi aku baca antologi yang Christmas itu (Baby, It's Cold Outside), aku kok jadi kepengen baca. Moga-moga mood-nya segera datang

    ReplyDelete
  3. Wuaaaahhh, kok cuma 3 bintang sih, kak?!!! Padalan Tangled ini jadi salah satu top series-ku, lo. Haha. Yang aku suka adalah, Drew ini luar biasa bikin ngakak. Belum lagi, style of writing-nya Emma Chase yang enak banget padahal dese bikin male POV. Sukses pokoknyaaa. Sudah baca series ini smp selesai, kak? Kalo sudah, jgn lupa mampir di Legal Briefs series, yaa. Bu-a-gus. :)

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...