Wednesday, 16 July 2014

#153 Kendrick/Coulter/Harrigan #2 - Phantom Waltz by Catherine Anderson

Judul : Phantom Waltz
Sub Judul : Dansa Impian
Serial : Kendrik/Coulter/Harrigan #2
Penulis : Catherine Anderson
Penerbit : Dastan Books
Tahun Terbit : Juli 2013
Tebal : 488 halaman
Genre : Contemorary Romance
ISBN : 978-602-247-111-0

Format : paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 25/05/2014 - 26/05/2014

Blurb : Peristiwa nahas delapan tahun yang lalu membuat Bethany Coulter terikat kepada kursi roda. Sejak saat itu, ia sudah merasakan pengkhianatan dan hati yang hancur, yang membuatnya bersumpah untuk tidak membuka hatinya bagi pria lagi. Ia juga sudah pasrah kalau ia tidak akan menikmati hubungan intim yang selayaknya... atau melahirkan anak-anaknya sendiri. Ryan Kendrick, seorang peternak yang kaya sekaligus playboy, jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Bethany. Kecantikan yang berpadu dengan keberanian dan kenaifan membuat Bethany berbeda dari wanita lain di mata Ryan. Apalagi Bethany juga menyukai kuda. Semua itu membuat Ryan memutuskan untuk menjadikan Bethany miliknya terlepas dari kekurangan wanita itu. Sementara itu, Bethany yang pada awalnya mencurigai dan berusaha menjauh dari Ryan mulai memercayai kalau ada sesuatu dalam diri Ryan yang mungkin bisa membuatnya meyakini cinta yang abadi. Apakah Ryan berhasil menjadikan Bethany miliknya? Bagaimanakah cara Ryan mengembalikan kepercayaan Bethany terhadap pria sekaligus mendapatkan hati wanita itu? Dan apakah mereka akhirnya akan bersatu meskipun Bethany berbeda dari wanita-wanita lainnya?


Review 

Ryan Kendrick datang ke The Works dengan perasaan murka. Pesanannya tak kunjung datang dan pemilik toko tersebut juga tak memberi kabar tentang keterlambatan pesanan Ryan. Ketika tiba disana dan siap untuk memaki-maki sang pemilik, Ryan malah terpaku. Dia bertemu dengan pemilik mata paling biru yang pernah ia dilihatnya. Seketika itu juga kemarahannya luluh dan insting playboynya mulai bekerja. Ia merayu si mata biru untuk kencan bersamanya. Tentu saja si mata biru menolak mentah-mentah ajakan tersebut. 

Si pemilik mata biru adalah Beth Coulter. Ia tahu reputasi Ryan sebagai koboi tampan yang sering bergonta-ganti pasangan. Itu sebabnya Beth tak terlalu mengindahkan ajakan berkencan Ryan. Tapi ternyata Beth keliru memandang Ryan. Pria itu begitu ngotot ingin berkencan dengannya. Meski bertanya-tanya alasan Ryan bersedia merepotkan diri berkencan dengan gadis cacat seperti dirinya namun akhirnya Beth mengiyakan ajakan Ryan.

Dan memang malam itu menjadi malam yang spesial bagi mereka berdua. Ryan tak pernah mendapatkan pasangan kencan yang tak memandang uangnya. Beth cukup puas dengan kencan yang sama sekali tak masuk kategori romantis versi Ryan. Tentu saja kencan romantis versi Ryan adalah dinner di restoran eksklusif dengan alunan musik dan temaram cahaya lilin. Tapi kencan yang dijalaninya bersama Beth benar-benar kencan yang baru pertama kali dialaminya. Menonton perlombaan traktor dan menyantap hot dog serta Coke sudah cukup membahagiakan Beth. Oh.. sebelum kencan Ryan juga sempat mengajak Beth ke peternakannya dan memperkenalkan Beth pada anggota peternakan Ryan yang baru. Seekor bayi kuda yang baru lahir.

Proses kencan mereka berjalan lancar. Pihak keluarga Ryan tak pernah mempermasalahkan kecacatan Beth sepanjang Ryan tak mempermasalahkannya. Sementara bagi orangtua dan abang-abang Beth persetujuan Beth berkencan dengan Ryan hanya mereka berikan setengah hati karena mereka percaya Ryan adalah seorang playboy sejati yang akan mempermainkan adik mereka.

Ketika Ryan makin teguh mencintai Beth, justru Beth makin tak percaya diri untuk mencintai Ryan. Ia percaya kalau dirinya tak bisa menjadi yang terbaik untuk Ryan. Ryan membutuhkan partner untuk bisa aktif diluar ruangan, sementara Beth sepanjang sisa hidupnya harus bergantung di kursi roda. Ryan juga pernah menyatakan keinginannya memiliki keturunan untuk mewarisi kekayaannya, sedangkan Beth sudah dinyatakan sulit untuk mempunyai anak karena sindroma penggumpalan darah yang dideritanya. Mungkin memang lebih baik kalau Beth meninggalkan Ryan.

My Thought

Saya suka cerita Catherine Anderson yang ini \(^-^)/

Ceritanya bikin nyesek terutama di bagian sewaktu Beth menyadari ada banyak aktifitas fisik yang tidak dapat dilakukannya lagi karena kecacatan yang dialaminya. Aktifitas dulu yang begitu disenanginya seperti menunggang kuda dan menari.

Saya percaya ada banyak orang yang pasti meragukan sosok Ryan yang (bisa-bisanya) jatuh cinta kepada Beth yang cacat sementara Ryan itu cowok cakep, ganteng, kaya, pokoknya sempurna deh. Dan pasti ada banyak orang yang bilang kisah cinta seperti itu paling hanya ada di dunia fiksi romantis. Di dunia nyata siapa yang mau. Etapi, jangan salah. Saya pernah membaca kisah cinta antara cowok yang fisiknya sempurna yang jatuh cinta lalu menikah dengan cewek yang cacat. Di Jogjakarta atau dimana gitu ya kejadiannya. Buat saya itu justru jadi sebuah  penegasan kalau fiksi itu kadang terjadi di dunia nyata dan uuumm... cinta mengalahkan segalanya, betul??? #eeeaaa

What I Loved

  • Ryan Kendrick. Ryan ini tipikal cowok sejati yang sulit banget dijumpai di dunia nyata. Ketika ada banyak orang (dalam hal ini cowok) memandang fisik yang sempurna sebagai suatu keharusan, Ryan justru menemukan kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan fisik Beth. Saking sayangnya Ryan pada Beth, dia tidak segan-segan mnghabiskan uangnya demi membeli peralatan yang bisa membuat hidup Beth jauh lebih nyaman. Ryan juga punya hati yang penyayang. Ia sangat peduli pada semua binatang peliharaannya. Bahkan Ryan punya peliharaan yang tak lazim. Seekor sapi yang rajin datang ke rumahnya untuk meminta wortel dan berkeliaran di dalam rumah Ryan.
  • Kendrick's family esp. Ryan's Mom. Saya suka keterbukaan diantara keluarga Ryan dan penerimaan mereka terhadapa kecacatan Beth serta hubungan Beth dengan Ryan. 
  • Cover. Biasanya saya tidak setuju pada pemilihan cover Dastan. Tapi kali ini saya setuju dengan pemandangan danau yang dijadikan cover. Mengingatkan saya pada danau yang sering disebut-sebut dalam buku ini. Danau tempat Ryan biasa melarikan diri dan merenung. Tapi.. bisa juga sih karena warna biru yang mendominasi cover buku ini. Kesannya adem gitu.


  • Paraplegia. Ini adalah jenis kecacatan yang diderita Beth. Dan jenis kecacatan ini cukup jarang diangkat/dibahas di buku-buku roman atau di buku-buku genre lainnya. Paraplegia sendiri adalah penurunan fungsi motor atau sensorik dari ekstremitas bawah. Hal ini biasanya akibat dari cedera sumsum tulang belakang atau kondisi bawaan seperti spina bifida yang mempengaruhi elemen-elemen saraf dari kanal tulang belakang. Kebanyakan penderita paraplegia harus menggunakan kursi roda dan alat pendukung lainnya untuk membantu aktifitas mereka. Dalam cerita Beth ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia menderita paraplegia. Lantas, bagaimana paraplegia itu? Ini saya selipkan sedikit gambar lokasi paraplegia.




What I Didn't Loved
  • Terjemahannya. Duh!!!! Terjemahannya kok ya berantakan banget gitu. Malah saya berhasil menemukan istilah "penerbangan solo" di dalam adegan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pesawat atau dunia penerbangan! Setelah saya coba liat versi bahasa Inggrisnya ternyata memang kalimat "penerbangan solo" itu diterjemahkan secara harfiah dari kalimat "flying solo".  Berkat konsultasi dengan Ren @ Ren's Little Corner "flying solo" itu adalah istilah lain dari salah satu kegiatan seksual. Dan memang, kalimat "penerbangan solo" itu saya temukan di adegan seksual.  Saya jadi bertanya-tanya kalau "firefox" dan "flying fox" kalau diterjemahkan artinya jadi apaan ya ._.

Rate 
  • 1 untuk Ryan Kendrick
  • 1 untuk Beth Coulter
  • 1 untuk Jake Coulter
  • 1 untuk Mr. & Mrs. Kendrick
(kalau saja terjemahannya sempurna, saya bakal ngasih 5 kupu-kupu untuk buku ini)



@ Medan
28052014

1 comment:

  1. Dear...
    punya ebook nya say? Penasaran banget pengen baca heheh... tku

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...