Friday 9 October 2015

#223 Orange by Windry Ramadhina

Judul : Orange
Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Windry Ramadhina 
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : Juli 2015 (pertama kali terbit pada Juni 2008) 
Tebal : 316
ISBN : 9789797808198
Genre : Contemporary Romance

Format : paperback
Status : punya sendiri
Lokasi Cerita : Jakarta & Hongkong

Rating : 4/5

Blurb : Dikuncinya pintu di belakangnya lalu ia bersandar lemas pada pintu tersebut. Ia seperti dipaksa menyadari kenyataan. Konyol rasanya, bercinta dengan Diyan di dalam kamar yang penuh dengan kenangan mengenai Rera.

Ah, dirinya kesal setengah mati.

Faye ditunangkan. Tanpa dasar cinta dan murni karena alasan bisnis. Calon tunangannya, Diyan, adalah eligible bachelor yang paling diinginkan di Jakarta. Laki-laki yang tak bisa melepas kenangan masa lalunya dengan seorang model cantik blasteran Prancis.

Harusnya hubungan mereka hanya sebatas ikatan artifisial saja. Tapi cinta, ego, dan ambisi yang rumit mendorong mereka ke situasi yang lebih emosional. Situasi yang mengharuskan mereka memilih dan melepaskan.


Review (eh, ini sebenernya bukan review kok ,_,)

Ini adalah percakapan antara Putri (sang blogger) yang selanjutnya akan disingkat menjadi "P1", Putri's Subconscious yang selanjutnya akan disingkat menjadi "P2", dan Putri's Inner Goddess yang selanjutnya akan disingkat menjadi "P3".

P3 : "kamu ngapain Put?"

P1 : "baca buku baru, bagus isinya. Aku suka. Judulnya Orange."

P2 : "baca novel terus, baca buku nikah kapan? Pantes masih lajang mulu, nggak gaul sih. Taunya di rumah mulu, baca buku mulu."

P1 : *melayangkan tatapan yang seandainya saja bisa membunuh P2*

P3 : "tentang apa sih Put bukunya?"

P1 : "jadi gini... Ada seorang cewek yang namanya Faye, calon fotografer terkenal, anak orang kaya berat, pecinta berat buah jeruk, yang mendadak ditunangkan dengan seorang cowok keren, yang masuk dalam daftar 'calon mantu yang paling diinginkan se-Jakarta Raya'. Faye sih sebenernya nggak mau ditunangkan gitu aja, tapi dia nggak bisa  berbuat apa-apa karena sudah terlanjur terikat janji dengan orang tuanya."

P1 : "setelah pertemuan pertama dengan calon tunangannya itu, Faye memutuskan untuk melanjutkan pertunangan mereka. Tapi di saat bersamaan, Faye juga dapet kontrak kerja baru yang mempertemukannya dengan cowok yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan calon tunangannya itu. Calon tunangannya Faye itu ganteng, kaya, yah.. pokoknya calon mantu idaman dah."

P1 : "Faye pikir si calon tunangannya itu juga bersedia untuk menikah dengan Faye. Dia nggak tahu kalau sebenarnya hati cowok itu seratus persen masih buat mantannya yang model internasional keturunan Perancis. Galau dong si Faye, secara dia udah jatuh cinta sama calon tunangannya itu sementara si calon masih naksir sama mantannya. Waktu galau gitu, muncul deh satu-satunya cowok yang selalu hadir buat Faye, siapa lagi kalau bukan si calon klien itu."

P2 : "ceritanya klise..."

P1 : *memandang P2 dengan sinis* "ceritanya emang klise, tapi cara penulisnya membuat cerita itu yang bikin gregetan waktu membacanya. Pembaca bisa dibuat gemes-pengen-nabok si calon tunangan, sekaligus agak-agak gimana gitu sama si calon klien."

P1 : "trus salutnya di buku ini bisa-bisanya gitu penulisnya menyelipkan kegalauan perempuan yang kalau menikah harus memutuskan melanjutkan kariernya atau menjadi ibu rumah tangga. Yakin deh pasti banyak perempuan yang ngerasain kegalauan kayak gitu."

P3 : "kayaknya bukunya bagus ya."

P2 : "si calon tunangan itu namanya siapa sih? dia punya nama kan?"

P3 : "ya pasti punya lah..."

P2 : "iya punya. Tapi siapa namanya?"

P1 : "namanya Diyan Adnan."

P2 : "Dian atau Diyan?"

P1 : "Diyan."

P2 : Diyan pake 'Y'? Diyan? Huahahaha. Aku suka sama penulis buku ini. Dia kepikiran untuk nulis nama tokohnya Diyan?"

P3 : "emang kenapa sih dengan nama Diyan?" *sementara P1 memandang P2 dengan wajah masam*

P2 : "ya elah. Diyan loh. Di-Yan. D-I-Y-A-N. Di-Yan. Yan. Masih nggak ngerti juga?"

P3 : "oh... Yan ya... Hhmm" *memandang P1 penuh perhatian*

P2 : "iya, Yan. Cowok yang bikin si Putri nggak bisa move on ampe sekarang. Ampe enam tahun lebih. Taruhan deh, nama si tunangan itu pasti dikit banyaknya ngingetin si Putri sama mantannya. Secara, di buku si calon tunangan pasti beberapa kali dipanggil dengan nama belakang 'Yan'. Huahahaha... Gagal move on si Putri gara-gara sebuah nama dalam buku."

P1 : "berisik!!!"

P2 : "pssttt say... Jangan gitu dong. Aku tahu gimana caranya biar kamu bisa ngelupain si mantan."

P1 dan P3 : *memandang P2 dengan serius* "gimana???"

P2 : "gampang. Mandi kembang di tengah malam bulan purnama di pinggir pantai tiga malam berturut-turut. Huahahaha."

P1 : *bertekad mencari piso buat menghabisi P2*

Point :

  • Cover : (+) sesuai dengan judul dan buah kesukaan Faye. Orange.
  • Story : (-) agak kurang mengigit dibanding buku mbak Windry yang lain
  • Character : (+)
  • Writing Style : (+)
  • Moral / Interesting Trivia : (-)

2 comments:

  1. LOL, ngakak baca review ini #eh

    JAdi mamak blm move on toh ceritanya??? *kabuuuuurrr

    ReplyDelete
  2. Suka banget sama gaya cara nulis reviewnya. Wkwk kreatif, Kak. Aku sendiri udah baca novelnya yang versi lama. Jadi penasaran apa bedanya novel yang baru sama versi yang lama? Ehehe.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...