Friday, 31 March 2017

#279 Critical Eleven by Ika Natassa

Judul : Critical Eleven
Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Agustus 2015 (pertama kali terbit pada Agustus 2015)
Tebal : 344
ISBN : 9786020318929
Genre : Contemporary Romance

Format : paperback
Status : punya sendiri

Blurb : Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

Review

Bandara bisa dibilang merupakan rumah kedua bagi Anya. Karena pekerjaan mengharuskan Anya untuk berpergian menggunakan pesawat. Pesawat jugalah yang pada akhirnya mempertemukan Anya dengan Ale, cinta dalam hidupnya. Setelah jatuh tertidur di bahu Ale dalam penerbangan menuju Sydney, untuk menutupi kecanggungannya Anya memulai percakapan. Dan percakapan singkat itu pun berlanjut menjadi pertukaran nomor telepon genggam. Hingga pada akhirnya Anya menerima lamaran Ale.

Kebahagiaan Ale dan Anya semakin lengkap ketika Anya dinyatakan positif hamil. Namun setelah beberapa bulan, pada suatu malam Anya merasakan bayi dalam kandungannya tidak bergerak. Saat pemeriksaan keesokan harinya bayi dalam kandungan Anya dinyatakan meninggal. Kematian Janin Dalam Kandungan. Dalam keadaan kalut tersebut Ale tetap setia mendampingi Anya. Namun karena sebuah kalimat singkat dari Ale, Anya merasa dunianya runtuh. Dirinya pun menjauh dari Ale.


Menjauhnya Anya dari Ale diikuti oleh kepindahan Anya dari kamar mereka. Kini Anya tidur di kamar yang pernah mereka siapkan untuk calon anak mereka. Sementara Ale merasa Anya semakin jauh darinya dan kepulangan sebulan sekali dari ring tempatnya bekerja pun terasa hampa. Tidak ada lagi sambutan hangat Anya yang menyambut Ale setiap dirinya pulang. Kini rumah tangga mereka diambang kehancuran. Spertinya cinta mereka pun tak cukup kuat menjembatani persoalan yang mereka miliki.

The Reason I Read This

Dunia penerbangan dan bandara selalu menarik perhatian saya. Meski kaitan dunia penerbangan dalam buku ini tidaklah begitu dalam tapi tetap saja menyukainya. Covernya yang berwarna biru pun menarik perhatian saya. Belum lagi resensi yang bertebaran tentang buku ini membuat saya penasaran.

Storyline / Plot

Plotnya ditulis maju dengan prolog yang mundur ke belakang menceritakan pertemuan mereka. Ada juga plot yang merupakan mimpi-mimpi Ale dan Anya tentang anak mereka.

Character

Menjauhnya Anya dari Ale yang membuat Ale bertanya-tanya tentang kesalahan yang dilakukannya, membuat Anya tampak seperti tokoh antagonis karena keegoisannya. Padahal sesungguhnya apa yang dilakukan Anya merupakan bentuk pertahanan diri Anya atas apa yang dikatakan Ale. Saya suka pada karakater Ale yang tenang meski dirinya terlihat too good to be true. Nggak yakin aja ada cowok seperti Ale di dunia nyata.

The Ending

Endingnya menyisakan sesuatu yang manis tentang masa depan mereka. Sesuatu yang menggantikan rasa kehilangan mereka. Dan saya suka itu. Simpel dan tidak berbelit-belit.

My Impressions (How Did It Affect Me)

Sejujurnya saya kurang masuk dengan buku ini. Saya kurang merasakan kehilangan Anya namun saya merasakan kebingungan yang dirasakan Ale. Saya kurang merasakan kehilangan Anya mungkin karena pada saat saya membaca buku ini saya juga mendengarkan cerita seorang teman tentang kehilangan calon bayi yang dialaminya.

2 kali keguguran dan 1 kali kematian janin dalam kandungan tidak membuat teman saya dan suaminya patah arang atau jatuh dalam kesedihan yang berlarut-larut. Syukurlah di kehamilan berikutnya semuanya aman-aman saja. Dan di tahun kesepuluh pernikahan mereka dikaruniai seorang anak laki-laki.

Cerita si teman membuat saya membandingkan Anya dengan dirinya. Meski itu salah, toh setiap orang berbeda-beda dalam penerimaan atas kejadian yang mereka alami, tapi tetap saja saya merasa Anya itu egois. Ini adalah kehamilan pertama Anya, apa pun bisa terjadi dalam kehamilan, namun kesedihan yang begitu mendalam karena sesuatu diluar kendali manusia tak seharusnya menjadi penyebab jauhnya hubungan Anya dan Ale.

The Reason You Must Read This

Kalau kamu ingin membaca cerita cinta yang bertahan melalui tragedi besar, kalau kamu penggemarnya Ika Natassa, maka kamu wajib membaca buku ini.

1 comment:

  1. Yang wa rasain pas selesai baca buku ini juga kurang lebih sama kayak yg kakak tulis.
    Iya ngerti masalah mereka, kehilangan anak, tapi nggak setuju juga sama dramanya Anya. Karena satu kalimat dan sebenarnya kalimat itu jg nggak nyalahin dia banget kan.. Aduuh, untung Ale cinta mati sama dia.. *aku paling nggak bisa kalo cowok cakep digituin, wkwkkwkwk..

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...